"Ini stand up, tapi kalau yang nonton nanti pasti bertanya-tanya, stand up kok begini. Stand up never give up, karena saya tidak mau menyerah di panggung. Timbullah karya Nang Tung Tong Nang Gung yang pentas Kamis malam nanti," ujarnya ketika mengobrol dengan detikHOT, belum lama ini.
Pementasan yang digarapnya bersama dengan kelompok Mei Theatre Company itu sudah dipersiapkannya sejak tahun 1989. Saat itu, Epy masih belajar di jurusan 'monolog' kampus Institut Kesenian Jakarta (IKJ) dan Pak Kasim salah satu gurunya mengatakan untuk mempersiapkan sebuah naskah Anton Chekhov.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kala itu, Epy menceritakan dirinya sangat malas untuk menggarap sebuah pementasan. "Padahal dosen saya bilang saya ini orangnya kreatif tapi ya males aja. Hahaha," tambah Epy.
"Dan nggak tahu kenapa naskah Anton Chekhov baru ketemu sekarang. Ya, pementasan ini seperti bayar utang sama Pak Kasim," lanjutnya.
Naskah versi asli monolog ditulis tahun 1886 adalah salah satu karya awal Chekhov yang sangat populer dan diterbitkan dalam bahasa Inggris untuk pertama kalinya dengan judul 'The Unknown Chekhov'. Versi saat ini lebih terkenal pada 1992, menggambarkan perkembangan artistik Chekhov. Di versi terbaru dijelaskan, para penonton mungkin dapat melihat sekilas realitas kehidupan Ivan Ivanovich Nyukhin yang menyedihkan di bawah lapisan tebal lelucon.
"Naskahnya ngetop dan direvisi lagi, dan saya rasa masih terus relevan sampai sekarang, sampai detik ini. Karena ngomongin kesusahan zaman, apalagi soal suami-suami takut istri," pungkasnya.
(tia/mmu)