Hal tersebut dikatakan oleh seniman sekaligus kurator seni Jim Supangkat. "Sketsanya memperlihatkan periodisasi Srihadi dari tahun 1940-an sampai sekarang ini dan dia adalah seniman yang paling rajin merawat karya-karyanya," ucapnya saat bedah buku '70 Tahun Rentang Kembara Roso' di Galeri Nasional Indonesia, belum lama ini.
Tak hanya lukisan saja yang dijaganya tapi karya-karya berbasis kertas masih tersimpan rapi di dalam Studio Srihadi di Bandung. Mulai dari dokumentasi saat peperangan dan masa kemerdekaan Republik Indonesia dan karya berbasis kertas yang berkaitan dengan sepanjang kariernya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di era 1947-1949, meski masih menjadi mahasiswa seni Srihadi sudah bergaul dengan para maestro seni lukis. Selama sepuluh tahun pun sejak 1970, Srihadi menggambarkan jejak-jejaknya berbasis kertas ketika melawat keliling dunia.
![]() |
"Ketika di Singapura, dia diundang residensi di STPI dan masih menggunakan medium kertas. Periode itu juga yang saya kira sebagai salah satu fase terpenting dari karya Srihadi," kata Jim. Periode ini bisa dilihat dari 4 lukisan di atas kanvas yang dipajang di seberang lukisan 'Bedhaya Ketapang'.
Baca Juga: Tarian Ini Terinspirasi dari Lukisan Srihadi Soedarsono 'Bedaya Ketawang'
Namun, ada dua hal yang dianggap sebagai latar belakang penting dari Srihadi. Pertama, adalah latar budaya Jawa yang mendasari Srihadi dalam berkesenian dan kedua tentang sejarah seni rupa yang melibatkan Srihadi. "Dia terlibat di pergolakan dekolonisasi kemerdekaan Indonesia dan menjadi keistimewaannya untuk memahami seni rupa," ungkapnya.
Simak artikel berikutnya tentang 'harta karun' Srihadi Soedarsono yang diperlihatkan pada publik di Galeri Nasional Indonesia!
(tia/mmu)












































