Limun, Kotoran Manusia dan Puisi di 'Aach... Aku Jatuh Cinta'

Spotlight

Limun, Kotoran Manusia dan Puisi di 'Aach... Aku Jatuh Cinta'

M. Iqbal Fazarullah Harahap - detikHot
Kamis, 28 Jan 2016 13:15 WIB
Foto: Istimewa
Jakarta -

Film terbaru Multivision Plus (MVP) dan Garin Nugroho, 'Aach... Aku Jatuh Cinta (AAJC)' mencoba memberi kesegaran. Ada banyak elemen zaman dulu yang merangkai kisah cintanya.

Ditemui di tempat terpisah, bintang utamanya, Pevita Pearce dan sang sutradara Garin Nugroho menjabarkan bahwa 'AAJC' memang punya banyak sentuhan 'tempoe doeloe'. Hal itu berkaitan dengan ceritanya yang memang melewati tiga periode di Indonesia, 70-an, 80-an dan 90-an.

Mulai dari kostum, budaya, makanan dan minuman, gurauan sampai dialognya. Berikut kata Pevita dan Garin kepada detikHOT beberapa waktu lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dari naskah cerita cinta Yulia (Pevita Pearce) dan Rumi (Chicco Jerikho) diselipkan cerita-cerita politiknya khas Mas Garin sebagai background stories. Sejarah Indonesia di era 70-90 yang mempengaruhi Rumi dan Yulia. Misalnya seperti tutupnya pabrik limun milik keluarga Rumi, terus demonstrasi di tahun 90-an," cerita Pevita saat bertandang ke kantor detikHOT.

Pevita Pearce di Kantor detikHOT



Sembari menyantap pizza yang terhidang di meja, aktris 24 tahun itu juga menjabarkan sentuhan sosial-budaya di dalamnya. "Gestur dan budaya Indonesia di masa 80-an juga kuat. Misalnya perempuan yang pakai lisptik merah dan kuteks saat itu dicap negatif. Makanya ketika Yulia memakai lipstik merah, Rumi marah. Begitu juga dengan wardrobe, lagu, jadi, ada konsep edukasi sejarah yang anak muda untuk memahaminya tidak sulit," lanjut Pev.

Sama halnya dengan gurauan atau guyonan dalam 'AAJC'. Semuanya memang terjadi sesuai dengan eranya lampau dan dilakukan oleh Garin Nugroho dalam kehidupan sehari-hari.

"Dulu itu kotoran manusia itu adalah ciri bercanda zaman dulu. Dulu itu, suka ada bapaknya teman yang ajak main ke pasar malam, terus saya nggak diajak. Karena kesal ada kotoran manusia di jalan, saya ambil saya oles ke pegangan jembatan. Pas mereka lewat kan mesti megang jembatan tuh, akhirnya mereka kan nggak jadi pergi. Zaman dulu itu kotoran manusia itu ciri bercandaan memang," kenang Garin sekaligus membocorkan sedikit cerita filmnya.

Garin Nugroho berbincang dengan detikHOT



"Menurut gue sangat-sangat Indonesia ya," timpal Pev lagi.

Layaknya film drama, tentulah ada babak romantisnya. Tentunya hal itu pun tidak luput dihadirkan di 'AAJC' yang penuh dengan puisi-puisi cinta juga rayuan gombal.

"Cinta itu tidak mudah, cinta itu penuh dengan kekacuan. Sama seperti menunggangi ombak, maka kita harus berani berseluncur di atasnya. Kurang lebih seperti itulah. Gombalan-gombalan zaman dululah, jadi rasanya itu aku kaya digombalin langsung sama Mas Garin," tutur Pev sembari menirukan penggalan puisi yang dibacakannya sebagai dialog.

"Sampai kadang-kadang itu aku berasumsi, film ini adalah kehidupan pribadi dia dulu," sambung Pev sambil tertawa terbahak-bahak.

Benar, Mas Garin?

"Memang banyak sekali tempat-tempat dan kenangan saya dulu sih. Tapi terlepas dari itu, puisi cinta itu sebetulnya ciri pribadi yang nggak boleh hilang," kata sutradara kawakan itu sambil tersenyum.

(mif/mmu)

Hide Ads