Tapi, 'Tabula Rasa' bukan film demo memasak. Lebih dalam dari itu, banyak filosofi yang terkandung dalam sebuah masakan dan prosesnya diungkap film ini. Misalnya, dalam pembuatan rendang khas Minang, butuh waktu berjam-jam untuk prosesnya sebelum mendarat dengan nikmat di lidah. Sama seperti hidup yang butuh keuletan, kesabaran dan kerja keras untuk meraih kesuksesan.
Nilai-nilai itu pula yang membentuk cerita film ini. Hans (Jimmy Kobogau) adalah pemuda asal Serui, Papua, yang bercita-cita untuk menjadi pesepakbola profesional. Namun nasib berkata lain ketika kakinya patah dan ia dibuang begitu saja dari klubnya di Jakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Film ini menandai debut film panjang perdana bagi sutradara Adriyanto Dewo. Sebelumnya ia dikenal lewat film pendek omnibus 'Sanubari Jakarta' di segmen 'Menunggu Lama' dan omnibus 'Hi5teria' dalam segmen 'Pasar Setan.'
Menonton 'Tabula Rasa' sangat menggugah selera makan. Gulai kepala kakap, rendang, ayam pop, dendeng balado dan masakan khas Minang lainnya ditampilkan dengan menggoda. Maka, jangan nonton film ini ketika sedang lapar!
Kita juga bisa melihat proses memasak di dapur tradisional. Proses pembuatan santan, memasak dengan kayu bakar, semua dilakukan sendiri untuk menghasilkan cita rasa yang sempurna.
Detail masakan, makanan dan budaya dalam film produksi LifeLike Pictures ini didukung oleh beberapa tenaga ahli di bidangnya. Seperti Culinery Advisor Chef Adzan, ahli kuliner Indonesia yang tergabung dalam Maharasa Indonesia dan Retno Andam Suri, penulis buku Rendang Traveller. Maestro tari dan budaya Minang Tom Ibnur juga turut membantu para pemain sebagai Dialect Coach dan Technical Advisor khusus budaya Minang.
'Tabula Rasa' yang juga menghadirkan Dewi Irawan dan Ramdan Setia itu tayang di bioskop pada 25 September mendatang.
(ich/mmu)