"Kita syuting pas lagi summer waktu itu, 28 sampai 30 derajat," kata Shalvynne kepada detikHOT.
Dengan cuaca panas serta matahari yang terik saat syuting, cukup menguras energi Shalvynne. Apalagi matahari bersinar lebih lama sehingga waktu pengambilan gambar lebih panjang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peraturan di sana juga hanya membolehkan pengambilan gambar selama 8 jam. Dan ketika syuting di ruang publik, kendala-kendala teknis tak bisa dihindari.
Shalvynne menuturkan, pengambilan gambar sempat dihentikan karena tiba-tiba ada demonstrasi tentang pembebasan orang Afrika yang ditahan di sana. Akhirnya, tim produksi pindah lokasi untuk mengerjakan adegan lain.
Dalam film 'Laskar Pelangi 2: Edensor', Aling yang telah beranjak dewasa diceritakan sudah bekerja di sebuah butik ternama di Paris. Oleh karena itu, 90 persen dialog Shalvynne menggunakan bahasa Prancis.
"Pas terima tawaran film ini aku nggak tau bakal ada dialog bahasa Prancis, aku hanya tahu syutingnya di luar negeri. Pas dapat skripnya pun itu bahasa Indonesia," akunya.
Menjelang workshop dan proses reading, Shalvynne baru tahu ternyata lawan mainnya adalah orang Prancis. Selama reading ia juga belum pernah bertemu dengan lawan mainnya.
"Jadi 90 persen dialog aku diganti bahasa Prancis satu hari menjelang syuting," ujar aktris berusia 23 tahun itu.
Selain belajar dari ahli bahasa yang menjadi bagian dari tim produksi, Shelvynne juga banyak berdiskusi dengan orang Prancis yang menjadi lawan mainnya, serta beberapa aktor Prancis lain yang terlibat di film itu meskipun ia tidak bersinggungan langsung di adegan.
"Jadi kita sesuaikan bahas Indonesia di skrip kalau dijadikan bahasa Prancis gimana. Ada beberapa kata yang pakai bahasa slang juga," lanjutnya.
(ich/ich)