Pandemi COVID-19 yang tak kunjung usai membuat sejumlah industri berhenti bergerak, salah satunya industri musik di Tanah Air. Namun, di tengah masa-masa sulit tersebut, produser sekaligus komposer lagu Eka Gustiwana mengungkapkan dirinya masih tetap bisa produktif dan menghasilkan berbagai karya.
"Pandemi ini bukan alasan untuk kita mengeluh dan berhenti berkarya. Sebab, pada kondisi saat ini, inilah waktunya untuk kita melakukan perubahan dan terus berkarya," ujarnya pada Live Streaming 'Energy for Staying Creative' dalam program Uniting Energy for Indonesia in New Normal di detikcom, Minggu (5/7/2020).
Program tersebut diselenggarakan oleh detikcom bersama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk dalam rangka HUT ke-74 BNI.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Eka mengatakan adaptasi menjadi kunci utama untuk tetap bertahan di situasi yang penuh ketidakpastian ini. Selain itu, konsisten mencari ide-ide baru dalam setiap sektor industri kreatif juga perlu dilakukan untuk memahami perubahan yang terjadi begitu cepat ini.
"Karena dalam industri kreatif, kita bicaranya musik ya. Kita setiap dekade itu pasti selalu ada surprise, dulu masih zamannya kaset orang denger lagu di radio. Terus 10 tahun lalu berubah jadi CD, kemudian sekarang jadi streaming. Nah itu lah masa-masa di mana ada perubahan dalam industri, sehingga kita perlu adaptasi," ungkapnya.
![]() |
Eka pun menuturkan para musisi kini harus mulai terbiasa tidak mengandalkan hidup dari konser seperti biasanya. Sebab, peluang tersebut masih belum berpihak dalam industri musik, jadi salah satu caranya memperjuangkan ide lain seperti menjual identitas musik atau konser virtual.
"Kita musisi hidup dari konser, sekarang kita harus cari cara agar hidup tanpa konser. Misal menjual merchandise, melakukan konser virtual atau promosi lagu lewat tiktok. Jadi apapun caranya harus diperjuangkan," ungkapnya.
Lewat hal itu, Eka pun berhasil membuktikan inspirasi dan kreativitas bisa datang dari mana saja. Seperti hal nya dengan memanfaatkan platform berbagi video pendek yang lagi digandrungi oleh banyak milenial.
"Jadi dari Weird Genius bikin lagu ini, saya baru sadar bahwa kita tiba di dekade di mana promosi musik bisa menggunakan TikTok. Jadi sejak Lathi naik, Weird Genius juga tidak sengaja lagunya naik karena TikTok, jadi harus adaptasi lagi dan memanfaatkan peluang yang ada," jelasnya.
Lebih lanjut, pria berusia 30 tahun ini menyarankan agar anak-anak muda atau musisi tetap idealis dan realistis dalam melakukan sesuatu. Terlebih di masa-masa seperti saat ini yang membuat beberapa industri berhenti, memilih salah satu aja dinilainya bukanlah keputusan yang bijak.
"Kita punya idealis yang harus dijaga tapi kita juga harus realistis, bahwa kita butuh fans dan kita butuh massa. Misalnya gini, kamu bikin musik kamu percaya dengan musik karena idealis, kemudian fansnya cuma 5 orang. Sedangkan sebagai musisi kita butuh survive, jadi kita perlu adaptasi, idealis tetap ada tapi harus dibayang-bayangi dengan realistis juga," jelasnya.
Tentunya pandemi tidak menghalangi kita semua untuk meningkatkan kapabilitas dengan berbagi pengetahuan dan pengalaman melalui cara yang aman. Untuk itulah BNI mempersembahkan Live Streaming Uniting Energy for Indonesia in New Normal yang dapat disaksikan oleh siapapun dari tempatnya berada.
Tajuk dari Live Streaming ini senada dengan tema HUT ke-74 BNI 'Satukan Energi untuk Indonesia di Era New Normal'. Tema tersebut menyiratkan makna bahwa kita semua perlu bekerja lebih optimal dan efisien sehingga dapat memberikan energi kebaikan bagi orang lain.
(ega/ega)