Diamankannya pria bernama Pije dalam kasus pembakaran mobil Via Vallen masih terus didalami. Akhirnya Pije mengatakan alasannya bakar mobil Via Vallen.
Kapolresta Sidoarjo Kombes Pol Sumardji kepada detikcom, menjelaskan Pije merasa sakit hati karena tak bisa bertemu dengan Via Vallen. Dia mengaku sebagai fans berat Via Vallen.
"Iya (karena sakit hati). Merasa pengin ketemu, tapi nggak bisa ketemu," kata Sumardji saat dihubungi detikcom, Rabu (1/7/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tetapi, si pelaku ini bukan sakit hati dengan Via Vallennya ya. Melainkan dengan orang-orang sekitarnya Via yang melarang dirinya ketemu dengan Via," sambungnya.
Sumardji menceritakan, penampilan Pije memang mencurigakan. Datang dari Cikarang, Jawa Barat ke Sidoarjo, dia hanya ingin bertemu dengan Via Vallen.
Bahkan dari penampilannya, Pije dikatakan hanya memakai baju itu-itu saja selama berhari-hari mondar-mandir di sekitar rumah Via Vallen.
"Dia itu jauh-jauh itu, dia hanya ingin ketemu Via, mondar-mandir duduk di teras rumah tetangga Via. Di mushola, masjid," tutur Sumardji.
"Sudah dua kali dia datang (ke rumah Via Vallen) tapi ditolak. Baju aja itu cuma satu," tukasnya.
Selain membakar mobil Via Vallen, Pije juga menulis kalimat aneh yang dianggap berbau ancaman di tembok rumah Via Vallen. Saat digeledah, di dalam tas Pije ditemukan barang-barang mistis berupa bambu kuning, jenglot, dan kumpulan rambut yang dililit menggunakan tali.
Tulisan menggunakan pensil yang ada di tembok Via Vallen, yaitu 'Kibus Ada, Ada gk ksh hak ku, Pije Persa 97, Pije 97, mati kalian bang'.
Sumardji mengatakan, pelaku mengaku tak punya keluarga. Dia hidup sebatang kara.
"Dia bilang nggak punya keluarga, orang tuanya meninggal, hidup sebatang kara," tukas Sumardji.
Saat ini, Pije sudah ditetapkan sebagai tersangka pengrusakan. Polisi pun masih melakukan pemeriksaan untuk mendalami alasan Pije melakukan pembakaran dan teror ke Via Vallen.
(pus/dar)