Eurovision Song Contest: Menuju Puncak Gemilang Cahaya

Eurovision Song Contest: Menuju Puncak Gemilang Cahaya

Candra Aditya - detikHot
Minggu, 28 Jun 2020 17:46 WIB
Eurovision Song Contest: The Story of Fire Saga
Foto: Eurovision Song Contest: The Story of Fire Saga (IMDB)
Jakarta -

Ditulis oleh Will Ferrell dan Andrew Steele, Eurovision Song Contest: The Story of Fire Saga menceritakan tentang sepak terjang dua sahabat dari kecil Lars Ericksspng (Will Ferrell) dan Sigrit Ericksdottir (Rachel McAdams) yang terobsesi dengan acara kontes menyanyi bernama Eurovision. Ketika kecil Lars masih sedih karena ibunya meninggal dunia dan ternyata hanya kemunculan ABBA di Eurovision yang mampu membuatnya kembali berjoget. Begitu pun dengan Sigrit yang sebelumnya tidak bisa bicara akhirnya sanggup menyanyi dan ngomong setelah menyaksikan ABBA menyanyikan Waterloo di televisi.

46 tahun kemudian Lars dan Sigrit masih menjadi pecundang di kampung mereka. Band mereka yang diberi judul Fire Saga masih dianggap sebagai band ecek-ecek meskipun secara kualitas mereka lebih dari kompeten untuk menjadi musisi serius. Bapak Lars terutama, Erick (Pierce Borsnan), menganggap bahwa apapun yang dilakukan Lars sangat memalukan. Lars sudah paruh baya tapi dia masih berangan-angan untuk tampil di Eurovision.

Kemudian takdir memihak mereka. Dalam sebuah kejadian yang sangat mengejutkan dan lumayan lucu, Fire Saga akhirnya dipilih untuk mewakili Iceland untuk maju ke Eurovision. Lars dan Sigrit pun bersemangat untuk membuktikan kepada seluruh dunia bahwa mereka salah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bagi Anda yang tidak familiar dengan Eurovision, Anda harus paham bahwa acara ini adalah salah satu acara yang tidak hanya digemari oleh masyarakat Eropa tapi juga merupakan salah satu event tahunan yang ditunggu-tunggu. Kehadiran Eurovision bisa jadi setara dengan piala dunia bagi para pecinta musik pop di Eropa. Salah satu daya tariknya adalah betapa ekstravaganza penampilan para finalisnya dan tentu saja lirik lagu-lagu yang mereka bawakan yang kebanyakan sangat menggelikan. Jika Anda berkenan, Anda bisa menyaksikan penampilan-penampilan para finalis Eurovision di Youtube. ABBA dan Celine Dion mungkin adalah contoh pemenang Eurovision yang paling dikenal sampai sekarang.

Membuat sebuah komedi dengan latar belakang Eurovision dengan bintang komedi seterkenal Will Ferrell dan artis sangat berbakat Rachel McAdams adalah sebuah keputusan terbaik. Apalagi ketika mereka mengajak sutradara David Dobkin yang lumayan apik dalam menggarap komedi, seperti yang ia lakukan dalam Wedding Crashers. Sayangnya yang terjadi adalah sebuah film yang setengah-setengah.

ADVERTISEMENT

Permainan para aktornya sudah tergolong bagus. Will Ferrell seperti Will Ferrell pada biasanya. Dia mempunyai comedic timing yang sangat bagus dan sangat meyakinkan ketika mempermalukan diri sendiri. Tapi tentu saja mata selalu terpaku pada Rachel McAdams. Artis cantik satu ini benar-benar tahu bagaimana cara menarik spotlight ke arahnya apapun genre filmnya. Ia bisa menjadi karakter gelap dan serius seperti dalam Spotlight atau musim kedua serial True Detective. Tapi ia juga membuktikan dirinya sebagai aktor yang jago memegang peran komedi seperti yang dilakukannya dalam Mean Girls, Wedding Crashers atau terakhir dalam Game Night.

Dalam Eurovision Song Contest: The Story of Fire Saga McAdams bisa meyakinkan saya bahwa tidak hanya dia mencintai Lars sepenuh hati tapi bahwa ia adalah seseorang yang naif yang hanya tahu caranya bersenang-senang lewat musik. Chemistrynya sangat baik. Dan ketika karakternya dihadapkan ke berbagai adegan yang menggelikan, McAdams menyantapnya tanpa malu-malu. Yang juga mencuri perhatian adalah Dan Stevens sebagai penyanyi dari Rusia, Alexander Lemtov, yang sepertinya gay.

Eurovision Song Contest: The Story of Fire Saga sesungguhnya mempunyai potensi untuk menjadi komedi gila-gilaan kalau saja pendekatan filmnya tidak setengah-setengah. Film ini bingung antara membuat parodi (seperti yang dilakukan Will Ferrell dalam Blades of Glory atau satir yang diperankan oleh Adam Sandberg, Popstar: Never Stop Never Stopping) atau membuat sebuah penghormatan seperti kebanyakan film-film sports atau kompetisi lainnya. Mungkin tujuan Eurovision Song Contest: The Story of Fire Saga adalah menjadi Pitch Perfect yang bisa menyeimbangkan keduanya ke dalam satu kesatuan yang apik. Sayangnya Eurovision Song Contest: The Story of Fire Saga tidak berhasil melakukan itu meskipun ia mengikuti jalur yang sama, lengkap dengan salah satu adegan dimana karakter-karakternya menyanyikan medley lagu-lagu terkenal.

Padahal Eurovision Song Contest: The Story of Fire Saga mempunyai banyak momen-momen kocak tidak terduga yang membuat saya terbahak-bahak. Setiap kali karakter Dan Stevens muncul atau setiap kali kerusuhan terjadi di atas panggung, film ini menjadi jauh lebih lucu dan komedinya benar-benar terasa. Tapi kadang kala penulis skripnya tidak terlalu pede dengan ceritanya sehingga banyak sekali humor-humor yang diulang-ulang meskipun tidak lucu.

Tapi secara keseluruhan Eurovision Song Contest: The Story of Fire Saga tetap asyik untuk ditonton. Selain totalitas pemainnya, Dobkin sebagai sutradara memberikan begitu banyak lagu-lagu original yang sangat menjiwai roh Eurovision yang sebenarnya. Percayalah, ketika film ini selesai diputar, Anda akan segera mencari albumnya di Spotify.

Eurovision Song Contest: The Story of Fire Saga dapat disaksikan di Netflix

Candra Aditya adalah seorang penulis dan pengamat film lulusan Binus International.




(dar/dar)

Hide Ads