365 Days, Film Khusus Dewasa Tanpa Substansi

365 Days, Film Khusus Dewasa Tanpa Substansi

Candra Aditya - detikHot
Jumat, 19 Jun 2020 19:05 WIB
365 DNI
365 Days. Dok. Instagram/365dniofficial
Jakarta -

Kalau Anda menggunakan sosial media, Anda mungkin memperhatikan bahwa banyak netizen membicarakan film berjudul 365 Days (atau 365 DNI dalam bahasa aslinya) yang merupakan sebuah film buatan Polandia yang sekarang nangkring di Netflix. Di Amerika sendiri 365 Days menjadi sebuah fenomena. Film ini menjadi film nomer satu film yang paling banyak ditonton oleh pengguna Netflix pekan lalu.

Apa yang membuat film tak dikenal ini menjadi nomer satu? Padahal dia tidak disutradarai sutradara hebat atau bahkan dimainkan oleh bintang-bintang papan atas. Ternyata isi filmnya yang menjadi alasan kenapa 365 Days begitu diminati penonton.

365 Days adalah sebuah film untuk penonton dewasa tanpa pengecualian. Film ini sungguh gawat jika ditonton oleh penonton di bawah umur karena konten seksualnya yang sangat grafis. 365 Days membuat 50 Shades of Grey terlihat seperti tontonan Nickelodeon. Setiap menitnya diisi kalau tidak dengan kekerasan ya adegan seks.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Film ini dibuka dengan adegan pembunuhan yang mengagetkan. Massimo (Michele Morrone) sedang bercengkerama dengan ayahnya ketika musuh mereka membantai mereka. Ayah Massimo tidak bisa diselamatkan sementara Massimo-nya terluka parah.

Loncat beberapa tahun kemudian kita bertemu dengan Massimo yang sudah berubah menjadi mafia yang kejam, tegas dan tanpa kompromi. Perempuan bernama Laura (Anna-Maria Siecklucka) sebenarnya tidak mengenal Massimo siapa. Dia hanya seorang pegawai yang kompeten dalam pekerjaannya dan hubungannya dengan pacarnya adem ayem.

ADVERTISEMENT

Selain pacarnya kerap menolaknya untuk berhubungan seks (sebuah plot poin yang penting untuk drama film ini rupanya), pacar Laura juga kerap mempermalukannya di depan teman-teman mereka. Tak lama bagi Laura dan Massimo untuk segera bertemu. Wajah Laura ternyata ada di benak Massimo semenjak kematian ayahnya. Laura tidak menyadari ini tapi ia berada di pantai yang sama ketika ayah Massimo dibantai.

Karena Massimo tidak tahu cara bertindak seperti laki-laki normal meskipun dia kaya raya dan tampan, dia memutuskan untuk menculik Laura. Laura bingung tentu saja. Kemudian Massimo memberikan proposal bahwa dia akan memberikan kemewahan tanpa batas kepada Laura. Apapun yang Laura minta akan dia berikan. Tapi dia harus mau tinggal dengan Massimo selama 365 hari (seperti judulnya hehe). Kalau Massimo tidak berhasil membuat Laura mencintainya selama 365 hari, maka Massimo akan melepasnya.

Seperti halnya saudara tirinya Fifty Shades of Grey, 365 Days adalah sebuah adaptasi dari novel berjudul sama karya Blanka Lipniska. Kalau Anda menonton Fifty Shades of Grey dan merasa bahwa film tersebut tak ada ceritanya, maka Anda akan kaget dengan isi 365 Days yang terasa seperti intro film porno yang dipanjang-panjangkan. Cerita yang sangat tipis (dan juga problematik) ini kemudian disutradarai dengan cara paling malas sedunia.

Sutradara Barbara Bialowas dan Tomasz Mandes terlihat seperti penggemar film 50 Shades of Grey yang menggunakan semua elemen yang ada di film tersebut dan diaplikasikan ke dalam film ini, hanya saja dengan level yang lebih ekstrim. Setiap momen yang menggelegar diisi dengan soundtrack yang mendikte apa yang harus penonton rasakan, seperti 50 Shades of Grey.

365 DNI365 DNI Foto: Dok. Instagram/365dniofficial

Hanya saja bedanya di 50 Shades of Grey musiknya berasal dari musisi paten seperti Beyonce, The Weeknd, Sia dan Ellie Goulding. Di film ini tidak jelas siapa yang menyanyi tapi setiap beat dan melodi yang keluar terasa sangat familiar karena moodnya seperti mengikuti film yang dibintangi Dakota Johnson tersebut.

Kualitas aktingnya pun begitu buruk. Baik Anna-Maria Sieklucka dan Michele Morrone mempunyai anugerah fisik yang bagus. Dan sepertinya mereka dipilih karena ini sebab akting mereka kalau tidak lebay ya terasa mengada-ada. Emosinya sama sekali tidak terasa karena semua adegan dibuat sungguh karikatur oleh sutradaranya.

Dan melihat hasil filmnya yang benar-benar menetengahkan adegan seks sebagai jualannya, sepertinya pemilihan dua orang ini memang benar-benar murni karena fisiknya mengingat mereka berdua menghabiskan separuh dari adegan mereka tanpa busana.

Baik Sieklucka dan Morrone memamerkan semua yang mereka punya dalam film berdurasi 114 menit ini. Sebenarnya tidak ada salahnya membuat film khusus penonton dewasa yang erotis. Banyak film melakukan hal tersebut dan menjadi sebuah alternatif tontonan yang menarik bagi penonton dewasa.

Film-film karya Gaspar Noe, Bertolucci atau bahkan karya-karya Adrian Lyne hadir dan dipersembahkan khusus untuk penonton dewasa. Yang berbahaya bagi saya mengenai film 365 Days adalah bagaimana ia menormalisasi perilaku kriminal.

365 DNI365 DNI. Foto: Dok. Instagram/365dniofficial

Dalam film ini menculik orang, mencekik orang dan melakukan hal-hal tak senonoh digambarkan sebagai sesuatu yang & 'manis' atau 'normal'. Menggambarkan tindakan kriminal seperti penculikan sebagai bentuk tanda cinta adalah sesuatu yang berbahaya.

Karakter Massimo berkali-kali mengatakan bahwa dia tidak akan memperkosa atau meniduri Laura tanpa seijinnya tapi banyak sekali adegan yang dibuat untuk memainkan batasan ini. Seperti ketika Massimo memasukkan tangannya ke dalam celana Laura sementara Lauranya diikat atau ketika ia memaksa Laura menontonnya sedang di-'servis' oleh perempuan lain sementara Laura terikat.

Bagi saya adegan-adegan ini menjadi problematik karena banyak sekali masyarakat yang masih perlu pendidikan yang lebih serius mengenai seks dan 'consent'. Menggambarkan seorang penculik baik hati, berwajah tampan dan kaya raya adalah sebuah tindakan yang ugal-ugalan karena film ini melabeli dirinya sebagai film drama erotis.

Saya yakin banyak penonton yang tertarik menonton film ini karena konten seksualnya yang sangat grafis dan banyak (ada salah satu montage yang menunjukkan adegan seks yang berlangsung selama 3 menit). Dan kalau Anda sudah dewasa, tidak ada salahnya memang menonton 365 Days untuk itu.

Tapi saya perlu ingatkan bahwa film ini mempunyai banyak unsur yang mungkin akan membuat para korban pelecehan seksual trauma. Dan sebagai sebuah tontonan, film ini sebenarnya tidak memberikan apa-apa selain cerita yang membosankan dan bisa ditebak.

Kalau Anda menonton film ini murni karena adegan panasnya, saya sarankan Anda menonton film dewasa beneran karena setidaknya Anda tidak harus mendengar lagu pop Eropa tidak dikenal setiap kali karakternya saling raba.

365 Days dapat disaksikan di Netflix.

Candra Aditya adalah seorang penulis dan pengamat film lulusan Binus International.




(ass/ass)

Hide Ads