Ulang Tahun ke-85, Taufiq Ismail Ingatkan Tahayul dan Main Handphone

Ulang Tahun ke-85, Taufiq Ismail Ingatkan Tahayul dan Main Handphone

Atmi Ahsani Yusron - detikHot
Kamis, 25 Jun 2020 19:35 WIB
Taufiq Ismail adalah seorang sastrawan ternama Indonesia.  Ari Saputra/detikcom.
Foto: Ari Saputra
Jakarta -

Sastrawan Indonesia Taufiq Ismail merayakan ulang tahunnya pada hari ini Kamis (25/6/2020). Buya Taufiq Ismail kini berusia 85 tahun.

Tasyakuran ulang tahun ke-85 Taufiq Ismail dirayakan secara online lewat aplikasi Zoom hari ini. Digelar atas kerjasama Fadly Zon dan majalah sastra Horison, acara ini dihadiri pula oleh Fadly Zon dan sederet seniman dan tokoh Indonesia di antaranya Sosiolog Imam Prasodjo, seniman Eka Budianta, Jose Rizal Manua, Helvy Tiana Rosa, komedian Komeng, hingga aktor Fauzi Baadila.

"Alhamdulillah kita bisa menyelenggarakan tasyakuran dalam rangka 85 tahun Taufiq Ismail, seorang sastrawan seniman besar indonesia yang saya kira kita tidak perlu memperkenalkan lagi beliau. Hidup beliau selama 85 tahun ini kelihatannya tidak pernah tidak berkarya. Hidup yang betul-betul merupakan kaya dengan berbagai macam karya, tidak pernah berhenti, dan mempunyai apresiasi yang tinggi terhadap literasi," kata Fadly Zon dalam sambutannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam perayaan tersebut turut hadir Taufiq Ismail yang ditemani oleh istrinya Esiyati Yatim. Di momen yang sama juga Taufiq Ismail mengucapkan terima kasih buat banyak pihak yang telah berperan penting dalam hidup dan perjalanan kariernya.

"Saya dan Ati merasa sangat terharu dengan acara ini. Kami mengucapkan terima kasih banyak. Pertama-tama kami bersyukur atas kehadirat Ilahi. Bahwasanya pada har ini saya masih mendapat izin Allah untuk memakai umur yang diberikan pada saya. Alhamdulillah, alhamdulillah, alhamdulillah. Syukur sedalam-dalamnya kehadirat Ilahi," kata Taufiq Ismail membuka ucapan terima kasihnya.

ADVERTISEMENT

Salah satu sastrawan kehormatan Indonesia itu juga berterima kasih kepada kedua orang tuanya, anak serta menantu dan keluarga besarnya. Juga guru-guru yang telah banyak memberikan ilmu kepadanya sejak duduk di bangku sekolah hingga universitas.

Tangkapan layar Zoom Tasyakuran 85 Tahun Taufiq IsmailTangkapan layar Zoom Tasyakuran 85 Tahun Taufiq Ismail Foto: dok. Istimewa

"Saya juga harus berterima kasih kepada guru-guru yang telah memberikan ilmu kepada saya selama ini. Guru-guru di sekolah, dosen-dosen di perguruan tinggi, guru-guru di pengajian dan seterusnya. Kemudian guru-guru yang membimbing saya untuk membaca dan menulis," lanjutnya.

Taufiq Ismail lanjut menceritakan soal proyek puisinya yang akan diterjemahkan dalam Bahasa Turki. Peluncuran sendiri sudah direncanakan akan dilakukan di Istanbul dua bulan yang lalu. Namun karena pandemi COVID-19 akhirnya rencana peluncuran harus terhalang.

"Saya mengucapkan juga alhamdulillah saya diberi kesempatan dan bimbingan untuk menulis puisi yang bukan saja saat ini bisa dibaca dalam Bahasa Indonesia, tapi juga terjemahannya ke dalam Bahasa Arab, Belanda, Inggris, Perancis, Jerman, Farsi, Bosnia, Korea, China, Jepang, Rusia dan Turki. Beberapa dari puisi-puisi terjemahan itu dibacakan di negara-negara tersebut. Sebenarnya dua bulan yang lalu sudah dibuat rencana untuk meluncurkan puisi saya dalam Bahasa Turki di Istanbul, tapi virus Corona menghalangi untuk melakukan peluncuran," lanjutnya.

Sambutan dari Taufiq Ismail ditutup dengan sebuah puisi yang dibacakannya khusus untuk anak-anak muda zaman kini. Puisi tersebut berjudul Wasiat 11 Bait untuk Cucu-cucuku. Seperti judulnya, puisi itu berisi tentang hal-hal yang ingin disampaikan oleh sang sastrawan kelahiran Bukittinggi, Sumatera Barat, 25 Juni 1935 tersebut kepada anak-anak muda Indonesia.

11 wasiat tersebut berisi hal-hal seperti jangan lagi percaya tahayul angka 13, membersihkan sungai-sungai di Indonesia, mengganti barus lagu Padamu Negeri, mulai bisa membedakan penggunaan kata "kami" dan "kita" dalam Bahasa Indonesia, menjauhi narkoba, alhokol, dan rokok, tidak berlebihan dalam menggunakan handphone, berhenti membudayakan tiup lilin dalam perayaan ulang tahun, menghapus ritual kuno melempar sesajen ke laut, berhenti menonton pertandingan tinju dan MMA, mencintai kedua orangtua, dan tetap menjalankan Agama.

Selamat ulang tahun Buya Taufiq Ismail!

(ron/nu2)

Hide Ads