Dalam tulisannya, penulis yang tinggal di Skotlandia itu menceritakan dirinya berada dalam ruang ingatan yang gelap karena momen tersebut.
"Di tempat yang sangat gelap di kepalaku, ketika ingatan akan kekerasan seksual serius yang saya alami di usia 20 tahun dalam satu lingkaran. Serangan itu terjadi di waktu dan tempat ketika saya lengah, seorang pria memanfaatkan kesempatan itu," tulis JK Rowling dalam esai tersebut, seperti dilihat detikcom, Kamis (11/6/2020).
JK Rowling menceritakan ia tidak bisa menutup ingatan tersebut sampai sekarang. Ia masih merasakan sulit untuk menahan amarah dan kekecewaan karena kasus itu.
"Saya kecewa juga karena pemerintah longgar dalam keselamatan perempuan dan anak perempuan," tuturnya.
"Jika Anda bisa masuk ke dalam kepala saya dan memahami apa yang saya rasakan ketika saya membaca artikel tentang seorang perempuan trans sekarat di tangan pria kejam, Anda akan menemukan solidaritas dan kekerabatan," sambung penulis 'Fantastic Beasts' tersebut.
Tapi hal yang diinginkan JK Rowling adalah kesetaraan bagi setiap perempuan mana pun yang menderita atau mengalami kejadian tak mengenakkan.
"Saya percaya misogini dan seksisme adalah alasan di balik peningkatan 4.400 persen jumlah anak perempuan yang mengalami perawatan selama satu dekade belakangan," kata dia.
(tia/doc)