Di belakang bergulirnya serial ini, ada Nia Dinata, sutradara yang didapuk menjadi showrunner sekaligus sutradara.
Bisa menggarap serial yang di Amerika dirilis pada 2007 ini diungkapkan Nia menjadi hal yang menyenangkan untuk ia lakukan.
"Jadi waktu nerima tawaran ini, kita lagi ngobrol-ngobrol santai, ketika bersama tim Goplay lagi ngobrolin everything, dari mulai film, possibility untuk documentary, tiba-tiba langsung kayak what do you think about 'Gossip Girl' di US. Terus aku langsung menjawabnya secara jujur. Pas baru pertama nonton Gossip Girl di 2007, itu mengingatkan aku pada 'Sex and The City' tapi dengan karakter yang lebih muda," urainya.
Kisah dari serial yang bercerita tentang kehidupan remaja populer dan high-class ini diungkapkan Nia punya ciri khas. Yakni penampilan para cast-nya yang begitu baik bermain karakter hingga tema fashion yang juga tercermin dalam cerita ini.
"Entah kenapa 'Gossip Girl' US itu melibatkan cast yang sangat tepat dan mereka bermain dengan baik. Kuncinya itu, terus sangat fashionable, one last thing itu musik-musik yang mereka gunakan itu musik-musik legendary," urai Nia.
Soal pemilihan para pemain, Nia pun mengungkapkan menjadi salah satu hal tersulit dalam proses menggarap adaptasi ini. Selain itu, menyadari ada jarak usia di antara dirinya dan cerita tentang remaja masa kini itu membuat Nia harus meriset seperti apa kisah 'Gossip Girl' yang dibawanya ke hadapan penonton Indonesia.
"Aku meriset soal kehidupan remaja sama keponakan-keponakan aku sih. Termasuk, soal social media yang kalau di tahun 2007 belum kencang-kencangnya. Di sini aku bawa tema tentang itu," tuturnya.
'Gossip Girl Indonesia' membawa cerita tentang karakter remaja kelas atas bernama Serena juga Blair bersama beberapa karakter lain dari kalangan serupa. Serial ini menceritakan drama yang mereka hadapi sebagai remaja juga sebagai anak dari orang tua-orang tua kaya yang memiliki ambisi di belakangnya.
Selain Nia Dinata, serial ini juga disutradarai Andri Chung juga Pritagita Arianegara dan skrip yang ditulis Lucky Kuswandi dan Melissa Karim.
(doc/mau)