.webp)
Akan tetapi, menurut penulis 'Madre' itu, riset yang dilakukan harus sejalan dengan kebutuhan cerita.
"Riset berangkat dari kebutuhan cerita, kita butuh riset karena ada hal dalam cerita yang kita nggak tahu dan perlu tahu," ujarnya dalam sesi Instagram Live dengan detikcom.
Dee mengaku, dalam setiap cerita yang ditulisnya, dirinya selalu melakukan riset. "Saya biasanya melakukan riset sebelum menulis untuk mematangkan dan juga ketika saya menulis," ucapnya.
Baca juga: Belajar Nulis Secara Kaizen Bareng Dee Lestari
Perempuan kelahiran 20 Januari 1976 itu mengatakan akan tetapi apabila dibutuhkan, riset untuk kebutuhan menulis cerita dapat dilakukan berulang kali.
Sebab setelah cerita rampung, ada hal-hal yang harus dicocokkan dengan kenyataan yang ada untuk membuat tulisan menjadi lebih berima.
"Riset seperti proses yang nggak berhenti sampai kerjaan kita beres, sampai editing pun harus melakukan riset untuk pengecekan fakta dan data," kata dia.
Lebih jauh, Dee mengatakan bahwa riset adalah hal yang tidak bisa dipisahkan dari kegiatan menulis. Nantinya, semua data dan fakta yang didapat dari hasil penelusuran dapat digunakan untuk menghidupkan cerita.
Baca juga: Dee Lestari Garap Buku Non-Fiksi, soal Apa? |
"Riset dan menulis adalah pararel. Dari awal riset, nulis, sampai selesai baru berhenti, tergantung kebutuhan," tuturnya.
Ia menambahkan, "Nggak semua harus riset, kalau kamu sudah tahu persis apa yang kamu tulis. Tapi kalau ada yang kamu tidak tahu harus riset, semua data dan fakta berguna untuk menyusun detil-detil yang membuat cerita kamu lebih hidup untuk pembaca."
"Untuk itu harus mengakui, 'Oh saya nggak tahu semuanya nih', maka ada hal-hal yang harus kamu pelajari dan ketahui," lanjut dia.
(srs/doc)
