Sepanjang karier menulisnya, Dee Lestari dikenal sebagai penulis yang buku-bukunya banyak digandrungi oleh pembacaranya, sebut saja 'Perahu Kertas', 'Supernova', 'Aroma Karsa', 'Recto Verso', 'Filosofi Kopi' hingga 'Madre'.
Belakangan, dirinya membuat kelas menulis bernama Kaizen Writing Workshop. Menurutnya, pemilihan nama Kaizen memiliki filosofi tersendiri yang artinya belajar sedikit demi sedikit ke arah yang lebih baik.
"Bisa dibilang sederhananya perubahan menuju arah yang lebih baik. Perubahan Kaizen ciri khasnya perubahan kecil-kecil tapi berkesinambungan. Jika dilakukan terus menerus, tujuannya semakin efektif, efisien, dan optimal," jelasnya dalam IG Live bersama detikcom.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Dee Lestari Garap Buku Non-Fiksi, soal Apa? |
Menurutnya, belajar menulis menuntut kesabaran yang besar, sama halnya seperti mempelajari sesuatu secara perlahan-lahan. Untuk bisa menjadi penulis yang baik, seseorang harus dengan giat mencobanya secara rutin.
"Prinsip yang saya percaya dalam menulis itu nggak ada jalan pintas, harus meningkatkan jam terbang, mencoba terus-terusan. Dalam upaya berikutnya, harus menambah perbaikan demi perbaikan supaya jalannya maju terus," ungkap Dee.
(srs/imk)