"Kalau dilihat dari tahun lalu, sama dengan 2018. Pemasukan film Indonesia kita jual di atas dari 50 juta tiket karena kepercayaan penonton sudah semakin tinggi dengan film Indonesia," ungkap sutradara Joko Anwar.
Hal senada juga diungkapkan produser Chand Parwez Servia. Tahun ini sebenarnya industri film diprediksi semakin meningkat produktivitasnya.
"Perfilman kita ada di masa-masa pertumbuhan yang sangat bagus. Kita memprediksi 2020 ini menjadi puncak dari sebelumnya ya, kita akan mencapai penonton 60 juta. Karena sejak awal tahun, semua film bagus-bagus kan," ujar produser Chand Parwez.
Tentu membuat film Indonesia semakin diminati publik bukan hanya sebuah usaha yang sekali dilakukan. Pencapaian sejak tahun 2018-2019 memang memuaskan.
Namun bukan berarti, meningkatnya industri film Indonesia tanpa refleksi. Penting untuk memperhatikan beberapa hal untuk membuat film Indonesia makin bersinar dan disukai publik Tanah Air.
"Yang harus dilakuin, pinter-pinter ngebaca pasar ya, kebutuhan penonton itu apa dan yang paling penting sebenarnya, ya sering nonton," ungkap pengamat film Daniel Irawan.
Pemilik akun @danieldokter ini menilai hal tersebut dapat membuat para filmmaker mengetahui dan peka terhadap keinginan publik soal tontonan yang ingin mereka saksikan di bioskop.
"Jadi nggak cuma kerja aja tapi nggak memperhatikan pasarnya. Jadi dari mulai produser sampai kru itu jadi tahu apa yang penonton mau. Jadi ya itu, sering-sering ke bioskop," imbuhnya.
Sebab hingga kini tak ada formula pasti yang dapat membuat sebuah film dipastikan disukai penonton saat dirilis ke bioskop. Melibatkan bintang ternama di sebuah film juga belum bisa dipastikan menjadi formula yang tokcer.
"Nggak ada patokannya sih, tapi untuk penonton butuhnya pasti hiburan, mereka bayar tiket nonton, tujuannya pasti untuk terhibur. Jadi sedikit sekali tuh apa yang mereka bawa pulang dari bioskop itu, sedikit sekali yang bawa knowledge, ya pasti mereka mau terhibur aja," ujar pengamat yang juga berprofesi sebagai dokter ini.
(doc/nu2)