Lukisan yang dibuat awal tahun ini diakui Srihadi sebagai sebuah sindiran.
"Sudah kebiasaan orang yang bercerita seolah-olah sindiran, sebetulnya karya ini baru banget dan selesai di awal tahun, di bulan Januari," kata Srihadi saat ditemui di Galeri Nasional Indonesia (GNI), Rabu (11/3/2020).
Srihadi menuturkan lukisan sindiran soal banjir Jakarta itu menampilkan visual berwarna merah, bergolak, dan menutup tungkai bawah patung Pembebasan Irian Barat. Warna merah diartikan sebagai sebuah kemarahan dan carut-marut Ibu Kota saat itu.
"Ini adalah satu titik yang bersejarah untuk satu cerita, akhirnya saya ambil sebagai tema karya, ini di luar kebiasaan lukisan lanskap saya," ungkapnya.
Patung Pembebasan Irian Barat pun sengaja digambarkan sang seniman lebih kecil ketimbang pemandangan kota.
"Kebetulan patung itu setinggi dan sebesar itu, perbandingan jadi kecil kita melihat di sisi masyarakat yang sekarang ini. Hubungan manusia tidak ada artinya daripada kekuasaan Maha Kuasa mendatangkan banjir, dan itu hal-hal yang harus dihadapi," pungkasnya.
Lukisan berukuran 128 x 205 cm bisa dilihat di bagian depan Gedung A, Galeri Nasional Indonesia, Jakarta Pusat sampai 9 April 2020.
(tia/nu2)