Selama ini, Armada dikenal sebagai band yang gemar menceritakan narasi kegelisahan dan persoalan kaum akar rumput lewat lagu-lagunya.
Persoalan yang dituangkan dalam lagu-lagu mereka adalah masalah keseharian yang dialami oleh mereka yang berada di kelas pekerja atau kelas menengah ke bawah.
Mulai dari 'Hargai Diriku', 'Pergi Pagi Pulang Pagi' hingga 'Pulang Malu Tak Pulang Rindu' terbilang sukses menggambarkan isu kelas yang dibalut dengan persoalan personal. Lirik dari lagu-lagu itu, kemudian dianggap mewakili perasaan banyak orang.
Dalam wawancara dengan detikHOT, Armada mengaku sengaja mengkonsepkan band mereka seperti itu. Akan tetapi, dibuatnya konsep itu bukan tanpa alasan.
Para personel band asal Palembang itu mengaku pernah merasakan sendiri kegelisahan akar rumput yang kemudian mereka tuangkan dalam lirik lagu mereka.
Hal itu dialami oleh Rizal (vokal), Mai (gitar), dan Andit (drum) pada masa awal mereka merantau ke Jakarta untuk merintis karier.
"Kami sengaja karena kami pernah ada di posisi itu. 'Pulang Malu Tak Pulang Rindu' itu kami pernah ngalamin, bayangin tiga hari lagi mau Idul Fitri kami nggak punya duit buat balik (ke kampung halaman). Akhirnya kami merayakan hari raya di Jakarta," kenang Mai.
"Mungkin karena yang pendengar kami rasakan, kami pernah merasakan seperti itu juga," tambah Mai.
Dalam proses kreatif ketika menggarap lagu baru, Armada mengaku mereka cenderung menjalaninya secara santai namun serius.
Simak Video "Momen Menarik Armada di HUB Space: Dukung Palestina-CT Ikut Nyanyi"
[Gambas:Video 20detik]