Deborah Dugan diberhentikan dari jabatannya sebagai CEO The Recording Academy hanya kurang lebih satu pekan menjelang malam penganugerahan Grammy Awards ke-62.
Hal tersebut menuai kontroversi karena Dugan tidak ingin tinggal diam mendapati terdepaknya dirinya dari yayasan yang selama ini menyelenggarakan Grammy Awards itu.
Ia membuat laporan kepada Equal Employment Opportunity Commission (EEOC) sepanjang 44 halaman yang menjelaskan bahwa ia mengalami perlakukan diskriminatif dan seksis, pelecehan seksual, dan mencurigai adanya lobi kotor bawah tangan selama dirinya mengepalai yayasan tersebut.
Dalam laporan protes, Dugan menyebut adanya sekelompok pria (boys club) yang bekerja sama untuk melanggengkan kekuasaan mereka, merugikan perempuan, dan memperkaya diri sendiri.
Tidak hanya perihal seksisme, Dugan juga membuka kecurigaanya mengenai adanya praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) dalam proses pemungutan suara di ajang tersebut.
Menurut Dugan, tidak ada transpransi dalam proses pemungutan suara karena adanya komite rahasia yang mengulas artis dari 15 hingga 20 daftar panjang dalam tiap kategori untuk dikerucutkan menjadi lima hingga delapan nama yang dianggap pantas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT