Kenangan Penulis Biografi Jeihan Sukmantoro, 2 Tahun Berdialog Intens

Kenangan Penulis Biografi Jeihan Sukmantoro, 2 Tahun Berdialog Intens

Tia Agnes - detikHot
Sabtu, 30 Nov 2019 17:15 WIB
Jeihan Sukmantoro Foto: Tia Agnes/ detikHOT
Jakarta - Maestro lukis 'Mata Hitam', Jeihan Sukmantoro, berpulang di usia 81 tahun. Ia menjadi satu-satunya pelukis Indonesia yang mampu melukiskan model dengan ciri khas 'mata bolong dan dihitamkan'.

Mikke Susanto menceritakan setelah menjadi kurator bagi pameran tunggal Jeihan pada 2014, ia mulai intens bertemu dengan sang pelukis. Sekitar dua tahun lamanya, Mikke menyambangi studio di Jalan Padasuka, mengobrol sampai tidur di studio Jeihan.

Dia pun menulis buku biografi 'Jeihan: Maestro Ambang Nyata dan Maya' yang diterbitkan oleh Kepustakaan Populer Gramedia (KPG). Biografi itu membongkar wilayah kesenian sang pelukis.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Selama dua tahun saya berdialog, ada ruang untuk menumpahkan uneg-unegnya. Hasilnya nggak ada tujuan apa-apa, mau dekat saya dengan Pak Jeihan," tutur Mikke.




Ia pun merasa kehilangan sosok Jeihan. Mikke menyebut Jeihan seperti orang tua baginya.

"Saya menemukan orang tua sama seperti sosok Pak Edhi Sunarso, Srihadi Soedarsono, dan Pak AD Pirous. Saya merasa harus mampir ke tempat Pak Jeihan tiap kali ke Bandung, dan akhirnya Pak Jeihan mengatakan ayo tulis itu semua, akhirnya jadi buku 'Ambang Nyata'," lanjutnya lagi.

Mikke pun menambahkan, "Pak Jeihan itu sosok penyair yang membaca, kalau kurang dalam ya dikritik habis-habisan. Proses editing buku saja bisa sampai 6 bulan."

Dalam buku tersebut, lebih dari 150 karya Jeihan dari tahun 1950 sampai sekarang diulas oleh Mikke. Jeihan dikenal sebagai seniman yang telah melanglang buana lebih dari tiga era kekuasaan, ia masuk ke dunia seni rupa di era 1960an dan puncak kariernya berada di era 1960-an.


(tia/dar)

Hide Ads