Sweta menuturkan komik 'Spalko' dibuatnya sebagai antithesis terhadap narasi yang membuat karakter perempuan sebagai sosok lemah yang harus dilindungi oleh lelaki kuat.
"Di komik 'Spalko', narasi itu dibalik. Karakter Tesla adalah seorang superhero perempuan yang hebat. Dia mencintai Janus, seorang lelaki biasa (yang posturnya jauh lebih pendek dari Tesla) dengan tulus, karena Janus yang bisa melihat Tesla sebagai sosok wanita, bukan sisi superhero-nya," tutur Sweta ketika dihubungi detikcom, Sabtu (16/11/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya ingin melawan stigma bahwa setiap gender tidak serta memisahkan peranan. Keduanya harus bisa saling bertukar dan melengkapi," katanya.
Dari narasi komik sampai karakter yang dikembangkan oleh Sweta, ia menduga hal itu yang menjadi pertimbangan juri tertarik dengan karyanya sampai membuat 'Spalko' menjadi juara kedua.
"Itu dr segi narasi, mungkin ini juga jadi pertimbangan Juri. Karakter Tesla di komik Spalko membawa narasi women empowerment juga," pungkasnya.
(tia/dal)