Dari rumah duka, jenazah kemudian dibawa menuju Padepokan Seni Bagong Kudssudiardja (PSBK) untuk disemayamkan. Di PSBK, ribuan pelayat melepas kepergian seniman multitalenta itu. Di tempat itu, prosesi diawali dengan misa arwah dan dilanjutkan pemakaman.
Ribuan pelayat datang silih berganti untuk mengucapkan tanda duka cita. Antrean terus mengular hingga ke jalan masuk ke lokasi pesemayaman. Proses misa arwah dipimpin oleh Rm. Gregorius Budi dan dihadiri oleh seniman-seniman ternama, antara lain Joko Pinurbo, Soimah, Bambang Paningron, dan Eross Chandra, serta kakak kandung almarhum Butet Kertaredjasa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama misa berlangsung, padepokan dipenuhi oleh ribuan pelayat. Tidak jarang terdengar suara isak tangis dari para pelayat, mengingat sosok Djaduk yang ramah, lucu, dan memiliki jiwa sosial yang tinggi.
Tidak semua pelayat mendapatkan kursi untuk duduk, sehingga banyak dari mereka harus mengikuti misa dengan berdiri, baik di dalam padepokan maupun di bagian luar.
Misa usai pukul 15.30 WIB, dilanjutkan dengan penghormatan terakhir bagi almarhum dan mengantar jenazah ke pemakaman.
Rombongan keluarga Djaduk mengantarkan jenazah beliau ke Kompleks Pemakaman Gunung Sempu yang berada tak jauh dari padepokan. Dari Padepokan Seni Bagong Kussudiardja dengan ambulans berwarna putih biru.
Beratapkan tenda hijau dengan tiang berwarna biru, keluarga, kerabat, dan pelayat mengiringi peti jenazah ke makam. Djaduk Ferianto dimakamkan satu deret dengan ayah dan ibunya. Prosesi pemakaman ditutup dengan memanjatkan doa dan ditutup dengan penaburan bunga oleh keluarga dan para pelayat yang hadir.
(mau/mau)