Jakarta -
Filmmaker di balik film
'Joker' tak menyangka dampak film tersebut terasa menyesatkan. Ada penolakan dari anggapan kisah ini memicu terjadinya kejahatan.
'Joker' dinilai hanya mencerminkan hal-hal dari situasi saat ini. Dirinya digambarkan kejam sekaligus layak dikasihani sebagai seorang komedian gagal yang mencoba peruntungannya agar menjadi terkenal.
"Jalan yang ia ambil adalah perpaduan dari kehancuran dan kekacauan. Di satu sisi, membuat dirimu berempati kepada sosoknya," ungkap Lawrence Sher, sang sinematografer seperti dilansir Comicbook.
Hal-hal tersebut yang kemudian memicu konflik batin bagi penontonnya. Jalan panjang Arthur Fleck melalui serangkaian tragedi itu kemudian mengantarkannya pada kemenangan dan kekacauan yang didukung banyak orang.
Bagi yang menyaksikan, rasa pilu yang dirasakan Fleck bak tak sia-sia.
"Akhirnya ada perasaan campur aduk di akhir melihat dia akhirnya dielu-elukan. Hal itu yang kemudian membangkitkan perasaan menang meski dia melakukan serangkaian kejahatan. Aku rasa ini yang membuat film ini menarik," imbuh Lawrence.
Jika menyinggung soal kekerasan, Lawrence pun mengatakan 'John Wick' lebih parah dalam hal itu.
"Kekerasan di film itu jauh lebih berbahaya. Brutal yang terlihat," kata Lawrence.
Halaman Selanjutnya
Halaman