Mereka berkolaborasi untuk menampilkan sejumlah pameran, pertunjukan hingga diskusi. Seperti Felix K. Nesi, penulis novel 'Orang-Orang Oetimu' yang memenangkan Sayembara Novel DKJ 2018 berkolaborasi dengan fotografer Belanda, Armando Ello, yang keturunan Timor.
Keduanya akan menceritakan kisah keluarga Timor dan Rote di luar sudut pandang yang kita ketahui dari sejarah Timor. Ada ilustrator Lala Bohang yang berkolaborasi dengan sejarawan Belanda Lara Nuberg.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena itu kita bikin satu metode baru menulis sejarah mulai dari sejarah personal. Program khususnya adalah kolaborasi di antara 7 seniman dan sastrawan Belanda keturunan Indonesia dan 6 orang Indonesia," kata Ayu saat jumpa pers di Komunitas Salihara, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa (8/10/2019).
Mereka dipertemukan pada Agustus lalu untuk mengikuti workshop di Jakarta dan menuliskan cerita pribadi maupun akar dari keluarga mereka. "Bisa sejarah keluarga atau fiksi yang dihubungkan dengan sejarah keluarga, mereka saling bertemu untuk memperkaya perspektif," lanjutnya.
LIFEs 2019 bakal dibuka pada Sabtu (12/10) mendatang lewat gelaran 'Starry, Story Night' yakni pembacaan karya sastra generasi muda yang dilanjutkan 'Makan Malam Sastra'. Ada juga pidato utama yang bakal dibawakan Dirjen Kebudayaan Kemendikbud, Hilmar Farid. Serta Nancy Jouwe, pengajar dan peneliti asal Belanda yang sebenarnya berasal dari keluarga Papua.
"Salah satu program baru LIFEs adalah kerjasama denga Cahaya Group, untuk mengajakan atau memberi alat bantu sejarah sastra, buat anak-anak dan orang awam," tukasnya.
LIFEs 2019 berlangsung di Komunitas Salihara pada 12-20 Oktober 2019.
(tia/dar)