Hal tersebut diungkap KBN, Laura Bangun Prinsloo, di sela-sela jumpa pers kehadiran Indonesia di Frankfurt Book Fair (FBF) bulan ini. Menurut Laura, sejak awal pendirian KBN memang sudah mendata dan meriset pangsa dan pasar bagi buku-buku Indonesia, serta pameran buku yang bisa mempromosikannya.
"Kalau Timur Tengah, kami ke Sharjah International Book Fair, kalau Asia ke Beijing, yang belum memang pasar Amerika Latin dan AS. Amerika pun saat masuk prioritas tidak terlalu dikedepankan, hasil testimoni para penerbit menjual ke sana sangat susah," tutur Laura menjelaskan, di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Selasa (8/10/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketika pihak Kementerian Kebudayaan dan Pendidikan (Kemendikbud) mengizinkan satu pameran buku lagi yang dirambah KBN, maka pasar Amerika Latin pun masuk prioritas. Di Guadalajara International Book Fair yang digelar 30 November-6 Desember 2019, Indonesia bakal diwakili oleh 3 penerbit, yakni Gramedia, Mizan Group, dan After Hours.
Pasar Amerika Latin, Laura menjelaskan sangat penting bagi industri buku Tanah Air. "Banyak penerbit Asia Tenggara masuk ke sana, karena lumayan enak pasarnya. Sekali jualan, mereka akan patungan bersama negara-negara Amerika Latin lainnya untuk patungan beli rights," tambahnya.
"Buku-buku sastra Amerika Latin juga sangat berpengaruh di dunia, juga di Indonesia. Karena itu Indonesia hadir di Guadalajara menjadi nilai plus dan peluang," tambah Humas KBN, Dewi Ria Utari.
(tia/dar)