Karakter Joker di sini terasa dekat bagi penonton. Mungkin mereka akan berpikir bahwa selalu ada Joker dalam diri mereka.
Rentan, rapuh, terluka dan menyimpan monster dalam diri yang coba kuat-kuat ditahan agar tak meledak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagi sebagian penonton, Joker adalah refleksi. Depresi akibat intimidasi, luka karena tak dianggap dan dibully karena dinilai tak sempurna adalah bagian dari hidup manusia.
Joker merefleksikan batin tersiksa yang pasti dialami setiap manusia di salah satu babak hidupnya.
Joaquin Phoenix menyebut bahwa Joker lahir memang dari trauma. "Satu bagian dari kisah yang saya percayai adalah bahwa dia mengalami trauma masa kecil," kata Phoenix dalam wawancara.
Pada kisahnya kali ini, 'Joker' lahir dari tempaan kekecewaan. Ia juga memiliki penyakit mental yang mati-matian ia pagari agar tak bertransformasi menjadi badut sinting.
Film garapan Todd Phillips ini terasa sangat intim dan kelam. Ini juga membeberkan bagaimana Batman memang lahir karena kehadiran sosok Joker.
Baca juga: Sinting Berjamaah Bersama 'Joker' |
(kmb/kmb)