Jakarta -
Sylvester Stallone pada masanya adalah aktor yang diburu semua orang. Rocky memenangkan Oscar dan 'First Blood', film pertama dari serial Rambo yang dirilis tahun 1982 mengalirkan dolar dengan deras.
Tidak mengherankan jika 'First Blood' melahirkan banyak sekuel. 'First Blood Part Two' dirilis tiga tahun kemudian. 'Rambo II'I dirilis tahun 1988, sepuluh tahun kemudian ada Rambo dan sekarang di tahun 2019 kita mendapatkan 'Last Blood'.
'Last Blood' juga merupakan film satu-satunya serial Rambo yang pernah saya tonton. Dan tentu saja ada banyak yang berubah dari tahun 1982 ketika Rambo ikut perang di Vietnam dan tahun 2019 di mana peperangan terjadi tidak hanya di dunia nyata tapi juga dunia maya.
 Foto: Dok. Lionsgate |
Dalam 'Last Blood', kita melihat John Rambo (Sylvester Stallone) yang sekarang tinggal di Arizona dan mengurusi peternakan kuda. Dia masih berjuang dengan PTSD-nya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tapi untuk sementara masih bisa teratasi karena dia punya Maria (Adriana Barraza) dan Gabrielle (Yvette Monreal). Mereka adalah keluarganya. Mereka adalah hal yang menjaganya tetap hidup.
Ketika Gabrielle mau pergi ke Meksiko untuk bertemu dengana ayahnya yang meninggalkannya, Rambo melarangnya. Dia bilang bahwa orang jahat tidak akan berubah.
Tapi Gabrielle ngotot. Diam-diam dia pergi ke Meksiko dan di sana temannya yang jahat menjualnya ke para cartel yang punya usaha sampingan prostitusi. Gabrielle pun menghadapi masa depan yang suram. Dan Rambo tidak ada pilihan lain selain menjemput Gabrielle.
Jika Anda mengharapkan sebuah film action yang
woke yang bisa menggambarkan situasi sosio-politik di Amerika zaman sekarang, 'Last Blood' bukanlah film tersebut.
Tampak tembok di perbatasan Texas dan Meksiko tapi hanya itu saja penggambaran perubahan zaman yang terjadi dalam 'Last Blood'. Dalam film arahan sutradara Adrian Grunberg ini, semuanya terasa sederhana.
Meksiko terasa seperti sebuah kota kecil yang tidak lebih besar dari BSD. Dan Arizona sepertinya hanya diwakili oleh rumah dan peternakan kuda milik Rambo.
 Foto: Rambo: Last Blood (imdb.) |
Ditulis oleh Matt Cirulnick dan Stallone sendiri, 'Last Blood' adalah sebuah film action yang sangat konvensional. Kalau Anda mengharapkan sebuah reboot yang agak sedikit melek seperti yang dilakukan oleh Ryan Coogler dalam 'Creed', Anda tidak menemukannya dalam 'Last Blood'.
Karakter antagonisnya tidak mempunyai sisi lain selain jahat tulen dari awal sampai akhir. Kelakuan mereka sebegitu menyebalkannya, Anda tidak akan keberatan jika mereka berakhir dengan pisau tertusuk di kepala mereka (dan adegan ini akan terjadi).
Kecuali karakter Rambo, Gabvrielle dan Maria, tidak ada karakter lain dalam 'Last Blood' yang kuat. Bahkan kehadiran Paz Vega sebagai Carmen Delgado, seorang jurnalis yang sedang mencoba menyelidiki soal kasus cartel/human trafficking ini saja juga aneh. Dia hadir hanya untuk Rambo bisa selamat dan lanjut ke fase berikutnya.
Tapi untuk ukuran sebuah film action, 'Last Blood' setidaknya harus dipuji karena dia berusaha untuk memberikan sebuah feeling yang melankoli kepada penontonnya.
Jangan khawatir, 'Last Blood' memberikan begitu banyak adegan aksi yang memuaskan bagi Anda pecinta darah dan potongan tubuh bagi Anda di akhir film, tapi sebelum diantar ke sana kita diajak untuk menyelami drama yang lumayan clear poinnya apa.
Kita diperlihatkan sebuah hubungan ayah dan anak yang lumayan menyentuh dari Rambo dan Gabrielle. Keputusan Grunberg untuk berlama-lama di bagian ini cukup penting karena ketika Gabrielle pergi dan Rambo panik, kita sebagai penonton juga akhirnya ikut merasakan kepanikan itu.
Dengan durasi 90 menit, 'Last Blood' memang terasa agak slow burn. Tapi jangan khawatir, ketika Rambo beraksi, film ini akan menghadiahi Anda dengan berbagai adegan aksi yang akan memuaskan haus Anda akan darah.
 Foto: (imdb.) |
Menyaksikan Rambo bersiap-siap untuk balas dendam saja sudah seru apalagi ketika kita benar-benar menyaksikan Rambo menyiksa para penjahat yang sudah membuat kita sebal dari awal film.
Dan perhatian, 'Last Blood' sangat violent. Bagi Anda yang suka dengan film-film action dengan kekerasan yang digambarkan dengan begitu graphic, 'Last Blood' adalah hadiah bagi Anda.
Dari kepala orang tertusuk pisah sampai orang tertusuk paku dan meledak hancur berkeping-keping, semuanya ada dalam 'Last Blood'. Dan jujur saja, menyaksikan orang jahat disiksa oleh Rambo, ternyata menyenangkan juga.
Halaman Selanjutnya
Halaman