Bak 'Lebaran', Ragam Potret Urban di Festival Sketsa Indonesia

Bak 'Lebaran', Ragam Potret Urban di Festival Sketsa Indonesia

Tia Agnes - detikHot
Jumat, 13 Sep 2019 14:25 WIB
1.

Bak 'Lebaran', Ragam Potret Urban di Festival Sketsa Indonesia

Bak Lebaran, Ragam Potret Urban di Festival Sketsa Indonesia
Foto: Tia Agnes/ detikHOT
Jakarta - Festival Sketsa Indonesia pertama kalinya diselenggarakan di Jakarta. Layaknya sebuah Lebaran, ratusan para pembuat sketsa atau sketchers berkumpul di Galeri Nasional Indonesia, tadi malam.

Mereka merayakan gelaran akbar yang di dunia seni rupa makin diakui keberadaannya. Lewat pameran yang digelar di empat gedung Galeri Nasional Indonesia, Festival Sketsa Indonesia menunjukkan taringnya.

Ada 12 arsip dan 616 karya sketsa beragam medium dari 122 sketchers, lembaga, dan komunitas penggerak sketsa terkini. Sebanyak 76 karya di antaranya adalah mereka yang lolos seleksi terbuka dari 411 karya aplikasi, 256 calon peserta di 17 provinsi di Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Bak 'Lebaran', Ragam Potret Urban di Festival Sketsa IndonesiaFoto: Festival Sketsa Indonesia (Tia Agnes/detikHOT)


Selain itu ada 140 karya dan 34 skecthers yang merupakan undangan terpilih berdasarkan pertimbangan kuratorial. Kalau Kamu berada di kawasan sekitar Gambir, singgahkan ke Galeri Nasional Indonesia. Karya yang dihadirkan tak hanya sketsa semata tapi pengembangan sketsa selama satu dekade belakangan.

"Ada banyak pertanyaan, kok sketsa dekat sekali dengan seni lukis, drawing, atau lainnya. Kekayaan sketch sekarang ini sudah beragam. Di Gedung A, mereka yang menjadi penggerak di komunitasnya. Ada seniman yang fokus pada kertas, ruang belajar ada arsip, ada sketsa yang kita lihat tidak hanya di kertas," tutur kurator pameran, Beng Rahadian.

Ia menyebutkan masih ada sketsa yang menggunakan mediun nonkertas, seperti keramik, genting, kardus, dan lain-lain. "Biasanya para sketchers hanya mau memperlihatkan karya ke komunitasnya. Sekarang boleh dipegang dan diperlihatkan ke hadapan umum. Salah satunya sketsa karya Hanafi, boleh dipegang," tutur Beng.
Kalau biasanya masyarakat umum sketsa dilakukan di atas kertas dan dibuat sebagai menjadi hasil akhir lukisan, kini sketsa berdiri sendiri. Ada banyak karya di Festival Sketsa Indonesia yang menggunakan medium tak biasa.

Seperti seniman bernama KaNa yang menggambar sketsa di atas kardus dalam perjalanan domestik ke pasar maupun rumahnya. Ada juga Harry Suryo asal Semarang yang membuat sketsa mini, untuk melihatnya saja harus memakai kaca pembesar.

Bak 'Lebaran', Ragam Potret Urban di Festival Sketsa IndonesiaFoto: Tia Agnes/ detikHOT



Asmoadji berbeda lagi. Ia membentuk sketsa seperti karya 3Dimensi yang bisa ditangkap maknanya dari samping. Pemukiman di pinggir kali digambarkannya di atas kayu bak lukisan, namun ditelisik lebih dalam lagi, di dalam karyanya ada penggamban rumah pinggir sungai dari kardus.

Bak 'Lebaran', Ragam Potret Urban di Festival Sketsa IndonesiaFoto: Tia Agnes/ detikHOT


Ada juga Sri Hardana yang menggambar sketsa di atas pelat. Di sisi lain Gedung A, ada sketsa karya S.Sudjojono, Srihadi Soedarsono, Henk Ngantung, Romo Mudji, Yusuf Susilo, dan lain-lain.

"Kita nggak pengin kehilangan akar. Sketsa memang baru hype 10 tahun belakangan di AS dan Indonesia. Skesta itu awalnya sudah menjadi bagian dari anak seni rupa, harusnya ada sketsa Raden Saleh juga sih karena kalau mau melukis obyek Raden Saleh harus ada sketsa dulu," terang Beng.

Karya ratusan sketchers bisa dilihat di Galeri Nasional Indonesia hingga 12 Oktober 2019. Tertarik melihat?

Hide Ads