Rianto Bangga Lengger Banyumas Diakui Jadi Warisan Budaya Tak Benda

Rianto Bangga Lengger Banyumas Diakui Jadi Warisan Budaya Tak Benda

Arbi Anugrah - detikHot
Minggu, 08 Sep 2019 14:11 WIB
Foto: Arbi Anugrah
Banyumas - Koreografer sekaligus penari Lengger asal Banyumas, Rianto mengaku bangga atas ditetapkannya seni tari Lengger Banyumas sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia 2019. Penetapan tersebut dilakukan oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI pada Kamis (15/8) lalu di Jakarta.

"Saya sebagai pelaku seni khususnya Lengger yang selalu membawa tubuh saya, tubuh Lengger ini untuk berjalan dari satu tempat ketempat lain untuk memperkenalkan Lengger dan akhirnya dengan mendengar diakuinya Lengger sebagai warisan buadaya tak benda saya sangat senang sekali," kata Rianto usai mementaskan tari Lengger bersama Lengger Agnes dalam acara Kendalisada Art Festival di Desa Kaliori, Kecamatan Kalibagor, Banyumas Sabtu (7/9) malam.




SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mengatakan jika baru kali ini pemerintah bisa memperhatikan kesenian Lengger agar bisa diakui sebagai warisan budaya tak benda kebanggaan seluruh masyarakat Banyumas. Usulan kesenian tradisional tersebut telah dilakukan oleh Dinporabudpar Kabupaten Banyumas sejak tahun 2018 lalu.

"Harapan saya kepada pemerintah agar ada sebuah haritage untuk menjadikan Lengger ini sebagai bahan ajar dan juga bahan pengetahuan bagi masyarakat dan generasi muda di Banyumas," ujarnya.

Bahkan Rianto menuturkan jika ingin sekali mulai membuat museum dan menjadikan Lengger ini sebagai tempat atau wadah untuk ngangsu kawuruh. Karena peninggalan dari para maestro Lengger sangat berharga dan perlu dipelajari kedepannya.

"Sudah beberapa tahun (belakangan) saya mencoba untuk diwujudkan museum Lengger atau rumah Lengger yang mana nanti disitu ada beberapa peninggalan peninggalan dari beberapa maestro maestro tari Lengger di Banyumas," ucap Rianto.

Rianto Bangga Lengger Banyumas Diakui Sebagai Warisa Budaya Tak BendaFoto: Arbi Anugrah
Termasuk acara Kendalisada Art Festival 2019 yang diadakan mulai tanggal 6-8 September 2019 ini sudah diadakan ditahun ketiga dan diinisiasi oleh dirinya bersama rekan rekannya dari dalam dan luar negeri. Salah satunya untuk mengajak generasi muda di Banyumas lebih mengenal informasi informasi tentang kearifan lokal yang ada di Banyumas khususnya di Kaliori.

"Masih banyak generasi muda yang perlu informasi bagaimana kearifan lokal, bagaimana budaya dari tanah kita sendiri. Itu tradisi tradisi yang perlu kita ketahui, yang perlu kita pelajari kembali dan disitu banyak sekali pelajaran tentang kehidupan, tentang tubuh, tentang kemasyarakatan, tentang spiritual dan sebagainya. Jadi dengan saya bisa mendatangkan teman teman dari luar Banyumas dan dari luar negeri bisa memotivasi warga masyarakat di Banyumas," ujarnya.

Rianto, selain terus memperkenalkan tarian Lengger ke berbagai negara, lulusan S1 ISI Solo yang saat ini berdomisili di Jepang dan mendirikan Dewandaru Dance Company ini juga mengaku tengah meneliti tentang Hijrah, dimana perspektif maskulin dan feminim dalam perjalanan spiritual tubuhnya yang mengangkat tentang gender.

"Saya sedang riset langsung ketempat di Makassar, ada tempat kesenian bisu lalu disini karena saya sebagai pelaku penari Lengger, tubuh maskulin dan feminim dalam satu tubuh, lalu di Pakistan ada hijrah juga. Jadi saya konsen untuk menggabungkan atau menghubungkan antara tubuh saya, tubuh Lengger kepada tubuh tubuh spiritual yang lain seperti bisu, warok di Jawa timur. Jadi perjalanan tubuh seperti itu yang sedang saya teliti. Karena di Indonesia sangat kaya sekali dengan kebudayaan dan kesenian gender," ujarnya.

Belakangan diketahui jika penelitian tersebut merupakan penelitian untuk membuat film 'Kucumbu Tubuh Indahku' karya Garin Nugroho yang telah ditayangkan di bioskop beberapa bulan lalu. Film tersebut mengangkat Rianto dalam perspektif maskulin dan feminin dalam kebudayaan tari Lengger.


(dar/dar)

Hide Ads