Lokasi penyelenggaraan Bandung Readers Fest di antaranya ada di Institut Francais Bandung, NuArt Sculpture Park, Kantin The Panasdalam, Abraham and Smith HQ, dan puncaknya di Museum Gedung Sate.
Koordinator Bandung Readers Festival 2019, Galuh Pangestri Larashati, menuturkan festival literasi tersebut digelar sebagai upaya penguatan kualitas literasi di masyarakat kota Kembang. "Bandung Readers Festival tidak muncul untuk memberikan jawaban atas dekadensi yang dipertontonkan pihak-pihak tertentu," ucapnya dalam keterangan pers yang diterima.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Bandung Readers Festival hadir untuk mengajak publik Bandung untuk bertemu, berdiskusi melatih otot-otot nalar, dan menunjukkan ada banyak pihak yang memajukan kualitas literasi. "Ada banyak pihak yang giat melakukan pemajuan kualitas masyarakat melalui literasi, bukan dengan jargon-jargon kosong," kata Galuh.
Mengusung tema 'To Read or Not To Read?', 70% narasumber berasal dari perempuan. Serta 80% narasumber dan komunitas juga berasal dari Bandung. Salah satu narasumber yang mengisi acara adalah Dea Anugrah, Sabda Armandio, penyair Theoresia Rumthe, Dewi Noviami, Aura Alifa Asmaradana, Aquarini Priyanta, Emte, FX Widyatmoko, RE Hartanto, Man Jassad, dan lain-lain.
(tia/dar)