"Memang kita masih intens, sebulan empat kali (jenguk) kalau Isa lusa sebelum meninggal. Aku semalam sebelum meninggal," ucap Sinyorita di rumah duka di perumahan Parakan Mas, Kota Bandung, Jumat (2/8/2019).
Sinyorita mengungkapkan 7 hari sebelum meninggal dunia kondisi Agung memang sudah tak ada respons komunikasi. Namun, Agung masih seperti merasakan sakit saat dia sempat memindahkan infus ke bagian kakinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Kondisi Agung yang cukup baik terjadi pada tanggal 21 Juli 2019. Agung masih bisa merespons bicara meski tanpa mengucapkan sepatah kata.
"Pas terakhir bareng anak-anak tanggal 21 kalau nggak salah masih bisa respons, kita meluk. Di (RSUD) Tangerang masih bagus banget. Tanggal 21 masih ada respon cuma nggak bisa lewat bicara cuma respons dari gestur kayak kita lagi bercanda meluk beliau responsnya dari ekspresi senyum, megang tangan, genggam," tuturnya.
"Beliau juga kan memang untuk orang lagi sakit, alhamdulilah nafsu makan nggak berkurang. Kita juga nggak bisa tiap hari karena ada kendala waktu, jarak. Tapi kita tetap kontak sama Teh Mira (Rahayu/istri Agung) tanya perkembangan ke teteh, kalau napfu makan sih nggak berkurang," kata Sinyorita menambahkan.
Sinyorita baru mendapat kabar kemarin dari istri Agung bila kondisi sahabatnya itu menurun. Kondisi Agung kian kritis hingga akhirnya meninggal dunia.
"Jam tigaan (sore) teteh WhatsApp bilang mas kritis, kondisinya menurun. Aku was-was feeling nggak enak, tapi tetap berdoa yang terbaik," ucapnya.
Sementara itu, Isa punya kenangan lain. Saat Agung masih di rumah sakit, Isa sempat diminta istrinya untuk gantian menjaga Agung di rumah sakit.
"Saya jenguk, setelah jenguk diminta istrinya bisa gantiin nggak karena dia harus nemuin dokter siapa gitu di Tangerang. Ternyata sudah ada penggantinya," kata Isa.
Agung Hercules meninggal dunia usai berjuang melawan kanker otak stadium empat yang diidapnya. Ia meninggal dunia di Rumah Sakit Dharmais, Jakarta Barat.
(dir/mau)