Ada ratusan karya yang dihadirkan khusus untuk momen Hari Anak Nasional setiap tanggal 23 April. Karya-karyanya dipajang di Gedung B,C,D, dan ruang tambahan lainnya di area GNI.
Di Gedung B ada karya dari undangan terbuka yang terjaring 376 karya seni dan memajang 74 karya pilihan. Di bagian lainnya, ada 34 karya seni rupa dari lembaga dan komunitas yang diundang khusus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Uniknya dalam Festival Seni Rupa Anak Indonesia ada 74 karya hasil aplikasi terbuka dan kompetisi lomba lukis. Anak-anak Indonesia tak lagi menggambar pemandangan dua gunung, sawah, pohon kelapa serta matahari.
Para peserta pameran lebih mengeksplorasi hal lainnya. Hal tersebut yang diapresiasi oleh tim kurator.
"Kalau kita lihat hasil kerja pameran, ini adalah gelombang ketiga seni rupa anak. Generasi sampai tahun 1980an selalu menggambar gunung, matahari, sawah, gunung dan saya menelusuri dari mana pengaruhnya? Ternyata itu dari MOOI Indie yang sebagian besar dipelopori pelukis asing yang tinggal di Nusantara," jelas salah seorang kurator pameran, Asikin Hasan.
![]() |
Dari situ, pengaruh penggambaran pemandangan sederhana itu merajalela. Di gelombang kedua seni rupa anak, ada banyak sanggar-sanggar yang bermunculan.
"Kita amati sih apa yang terbaik buat anak-anak. Kita menyerahkan ke mereka. Nah di open call ini bukan kompetisi, tapi melihat kecendrungan baru di seni rupa anak Indonesia. Kalau sekarang tak ada lagi gejala sawah, dua gunung, pohon kelapa, dan matahari. Sekarang lebih beragam," lanjutnya.
Memang benar yang dikatakan oleh Asikin Hasan. Di karya-karya yang dipajang hingga 23 Agustus 2019 itu lebih ragam, tak lagi sederhana, penuh makna, dan berbagai interpretasi ulang yang digoreskan anak-anak.
![]() |
Seperti di lukisan 'Hilang!!!' karya Neptaliana Tjandra, ia tak hanya menggambarkan pepohonan dan sawah tapi ada dua lapisan. Di lukisan 'Harapan Sang Anak' karya Kayla Rayzel Hidayat ada gagasan mimpi yang diungkapkannya.
Karya unik lainnya adalah meja belajar yang menjadi media goresan bagi Rafi Rahmadani asal Cilacap, Jawa Tengah. Di atas meja sekolahnya ia berkreasi menggambar dan jadilah karya 'Gabut'.
Festival Seni Rupa Anak Indonesia berlangsung selama sebulan dari 23 Juli sampai 23 Agustus 2019.
(tia/doc)