Tak banyak yang tahu kalau ada drama wayang dengan naskah bahasa Indonesia yang diucapkan para pemain. Biasanya pertunjukan seperti itu menggunakan bahasa Jawa.
Namun bagi Swargaloka yang didirikan pasangan Suryandoro dan Dewi Sulastri itu wayang tetap harus kekinian dan masuk ke dalam perkembangan zaman.
"Termasuk pakai bahasa Indonesia. Wayang orang memang sudah punya tradisinya. Penonton akan tahu bagaimana sosok Arjuna, Kurawa, dan karakter lainnya yang secara penampilan saja sudah ngeh," ujar sutradara sekaligus penulis naskah, Irwan Riyadi saat diwawancarai usai pementasan di Gedung Kesenian Jakarta pada Senin (17/6/2019).
Pihak Swargaloka pun tak ingin hanya menerjemahkan naskah Jawa ke dalam bahasa Indonesia. Termasuk mengikuti unsur-unsur tradisi yang sudah menjadi pakem.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia pun menambahkan, "Biar orang dengar wah drama wayang itu gue banget. Bukan kuno, semalam suntuk, dan feodal lagi. Kita mau wayang adalah milik kita bersama, masyarakat Indonesia," tutur Irwan.
Swargaloka melalui naskah-naskah yang ditulisnya ikut memperkaya wawasan tentang tokoh dan lakon pewayangan. Bersama dengan hadirnya kostum dan gending kreasi baru, sajian Swargaloka memberikan warna baru dalam teater pewayangan Tanah Air.