Jhody mengakui perubahannya saat hijrah, membuat keluarganya sempat kaget dan tak percaya. Dia mengatakan dirinya hanya ingin punya bekal kelak dipanggil oleh Yang Maha Kuasa.
"Tapi itu adalah sebuah keputusan sendiri pengin mempunyai bekal sebelum dipanggil. Kalau ke sininya alhamdulillah insyaallah berteman dengan ini. Semoga yang saya tunjukin ini nggak ria," ucap Jhody ditemui di Gedung Trans TV, Jalan Kapten Tendean, Jakarta Selatan, Rabu (8/5/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada satu 'obat' yang selalu melekat dengannya. Jhody berharap obat tersebut tidak membuatnya terlihat ria.
Sebuah Alquran selalu dibawa Jhody ke manapun dirinya pergi. Apalagi, saat Ramadhan ini Jhody mempunyai target untuk khatam Alquran.
"Ini saya bawa ke mana-mana, ini obatnya. Saya paling suka baca Ar-Rahman dan Al-Mulk itu hampir tiap hari saya baca. Insyaallah kalau baca itu, malah kalau nggak baca nggak enak. Ini saya bawa ke mana-mana, ini bulan suci Ramadhan, saya ngejar target khatam," harapnya.
Meski baru belajar mengaji pada tahun 2017, kini Jhody sudah cukup lancar membaca Alquran. Membaca Alquran membuat Jhody merasakan nyaman.
"Ternyata Alquran bikin kita nyaman dan tenang apalagi baca tadaburnya, artinya, bisa nangis sendiri. Ya ampun dosa jariyah gue banyak banget," ungkapnya.
"Insyaallah kalau boleh minta doa, apa yang saya ucapkan ini tidak ria, tolong doakan saya istikomah, tolong doakan saya khusnul khotimah," minta Jhody. (pus/nu2)