3 Seniman Bicara soal 'Dunia dalam Berita'

3 Seniman Bicara soal 'Dunia dalam Berita'

Tia Agnes - detikHot
Senin, 29 Apr 2019 18:52 WIB
Foto: Seniman 'Dunia Dalam Berita' (Tia Agnes)
Jakarta - Pameran seni 'Dunia dalam Berita' bakal dibuka untuk umum mulai 1 Mei mendatang. Diselenggarakan selama 3 bulan lamanya, para penikmat seni bisa melihat karya 10 perupa kontemporer.

Para seniman yang berpartisipasi memajang karya adalah Agus Suwage, FX Harsono, Heri Dono, I GAK Murniasih, I Nyoman Masriadi, Krisna Murti, Mella Jaarsma, S. Teddy D, Taring Padi (didirikan pada 1998), dan Tisna Sanjaya.

Apa kata 3 seniman soal pameran seni 'Dunia dalam Berita' yang judulnya diadopsi dari program berita di dekade 1990-an tersebut?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tisna Sanjaya menuturkan 'Dunia dalam Berita' identik dengan sejarah Orde Baru. "Berita-berita yang tampil tentu berbeda dengan sekarang. Dulu kekuasaan rezim Soeharto, sekarang berita bisa beragam," tuturnya di Museum MACAN Jakarta, Senin (29/4/2019).


Karya yang dipamerkan di Museum MACAN kali ini juga penting dan mengajak publik untuk melihat kembali situasi terdahulu. "Tidak bisa diulang lagi juga karyanya karena spesifik, tentang berita yang dikuasai pada rezim yang tumbang dan bisa menjadi pembelajaran era sekarang," ungkap Tisna.

Mella Jaarsma yang juga mendirikan Rumah Seni Cemeti di Yogyakarta mengatakan 'Dunia dalam Berita' menjadi pameran yang menarik.

"Ini semacam menciptakan kesadaran kita sekarang dengan keterbukaan internet dan barangkali merefleksikan dalam karya-karya juga. Karya saya di zaman itu merespons kondisi masyarakat, sosial, politik, dan ini salah satu usaha untuk melihat kembali era tersebut," ujar seniman asal Belanda tersebut.


Kelompok Taring Padi asal Yogyakarta yang terbentuk di masa Reformasi juga menuturkan program televisi 'Dunia dalam Berita' saat itu mengarah kepada opini publik. "Wacana sosial politik saat itu sesuai dengan sistem kekuasaan saat itu," ujarnya.

"Kami adalah generasi yang tumbuh atau hidup di zaman itu, tentu saja akan membawa satu persepsi tentang persoalan sosial politik yang khas," tukas salah seorang pendiri Taring Padi, Hestu A.Nugroho.

(tia/mau)

Hide Ads