Cerita Lukisan 'Mata Hitam' Jeihan Sukmantoro yang Buat Namanya Dikenal

Cerita Lukisan 'Mata Hitam' Jeihan Sukmantoro yang Buat Namanya Dikenal

Tia Agnes - detikHot
Jumat, 05 Apr 2019 18:13 WIB
Foto: Tia Agnes/ detikHOT
Jakarta - Museum MACAN menggelar pameran tunggal dari perupa Jeihan Sukmantoro. Sebanyak 30 lukisan dipajang di lantai 6 museum dan menampilkan perjalanan 20 tahun pria kelahiran 1938 saat masih tinggal di Cicadas, kawasan timur Bandung.

Salah satu lukisan bersejarah adalah karya 'Aku' dan merupakan potret diri sang seniman. Lukisan tersebut dipajang di bagian depan ruang pamer serta menjadi penanda atau tonggak awal Jeihan dikenal sebagai pelukis 'mata yang dihitamkan'.

Lukisan 'Aku' dilukisnya di tahun 1963 saat masih berkuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB). "Itu lukisan yang sangat penting, saya melukis saat masih kuliah. 10 Mei 1963 dan saya rasa lukisan itu belum selesai juga," tutur Jeihan saat berbincang dengan awak media di Museum MACAN, Jumat (5/4/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Karya itu pula yang menjadi tonggak ciri khas Jeihan yang disebut pelukis 'mata hitam. Dua tahun berikutnya, ia melukis karya lagi yang berjudul 'Gadis' dan tetap bermata hitam.

Di tahun itu, Indonesia tengah mengalami Orde Baru hingga memunculkan peristiwa G30SPKI. Secara tak sadar, Jeihan menyambungkan antara ciri khas karyanya yang bermata hitam dengan situasi Tanah Air saat itu.

"Ini kebetulan atau kesalahan. Karena di tahun 1965 saya mulai lagi buat lukisan 'mata hitam'. Nggak lama ada pidato pengambilalihan negara. Ada G30SPKI juga," tuturnya.

Gara-gara lukisan bermata hitam itu, Jeihan memulai perjalanannya. "Kalau dibilang kok bagus yah. Dulu belum seproduktif kemudian, baru di tahun 1968 saya buka mata mau jadi apa. Ya iya saya banyak melukis lagi," kenang Jeihan.

Dia melanjutkan ceritanya, "Pada mulanya saya pameran dan kumpulin duit, lebih banyak dimaki-maki dan tidak laku. Mulai pameran ke-8 lukisan saya dibeli dan disukai. Lukisan saya sederhana kok padahal, kok laku, mahal, dan dicari kolektor-kolektor."

Pameran seni 'Jeihan: Hari-hari di Cicadas' digelar di lantai 6 museum mulai 26 Maret hingga 26 Mei 2019. (tia/nkn)

Hide Ads