Pakai Mantel Bulu, Syahrini Diprotes Keras Komunitas Peduli Satwa

Pakai Mantel Bulu, Syahrini Diprotes Keras Komunitas Peduli Satwa

Niken Purnamasari - detikHot
Jumat, 05 Apr 2019 15:00 WIB
Foto: (Instagram/princessyahrini)
Jakarta - Syahrini dikenal kerap menggunakan mantel bulu saat tengah berlibur ke Eropa. Termasuk saat dia bersama sang suami, Reino Barack berlibur ke Swiss. Pakaian Syahrini itu menuai protes keras dari komunitas peduli satwa.

Komunitas Animal Stories Indonesia memprotes penggunaan mantel bulu yang dipakai Syahrini. Pelantun 'Restu' itu disebut menggunakan mantel 'Chinchilla Fur' yang tengah jadi tren.

"To @princessyahrini yang mengenakan chincilla furChinchilla Fur Coat adalah fashion item yang sedang tren akhir-akhir ini. Chinchilla Fur Coat adalah mantel bulu khusus yang terbuat dari bulu hewan pengerat yang morfologi tubuhnya mirip seperti kelinci," tulis Animal Stories di Instagram, dilihat detikHOT, Jumat (5/4/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Animal Stories melansir dari laman 'Animal Legal and Historical Center' bahwa penggunaan mantel bulu dilakukan dengan cara kejam. Perusahaan membunuh jutaan binatang untuk membuat mantel.



"Tanpa disadari sudah jutaan binatang yang dibunuh hanya demi kemewahan pakaian.Revolusi fashion pernah terjadi di tahun 90-an, saat adanya gerakan anti penggunaan bulu binatang dan siapapun yang memakainya bisa langsung menjadi sasaran," katanya.

Video: Syahrini dan Lucinta Luna Diprotes Komunitas Peduli Satwa

[Gambas:Video 20detik]



Sejumlah selebriti dan supermodel dunia telah menyuarakan untuk tidak memakai pakaian yang menggunakan kulit hewan. Animal Stories Indonesia mencontohkan seperti Naomi Campbell, Claudia Schiffer dan Elle Macpherson yang menyuarakan tidak memakai pakaian dari bahan binatang.

"Naomi Campbell, Claudia Schiffer dan Elle Macpherson pernah dengan bangganya berpose telanjang untuk PETA atau gerakan pemerhati binatang. Para supermodel itu mengangkat slogan, "lebih baik telanjang dari pada pakai bulu-bulu binatang." Saat itu juga pembunuhan kejam terhadap binatang-binatang demi kemewahan fashion dianggap sebagai tindakan yang sia-sia," tulis Animal Stories Indonesia. (nkn/nu2)

Hide Ads