Dalam sebuah wawancara kepada EW, Stephen King menuturkan awalnya tak ingin menerbitkan buku tersebut.
"Itulah yang terjadi. Itulah (menyelesaikan kontrak buku) alasan saya menerbitkan buku ini. Kalau tidak, 'Pet Sematary' masih berada di laci di suatu tempat," kata Stephen King seperti dilansir dari EW, Senin (1/4/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelum penerbitan novelnya, King sudah menandatangani kontrak dengan Doubleday. Idenya adalah pihak Penerbit Doubleday memberikan uang senilai U$ 50 ribu dalam setahun sebagai investasi, dan King harus menyerahkan naskah untuk diterbitkan.
Menurutnya, saat itu uang tersebut sangat besar. "Bagi anak yang belum punya uang banyak, U$ 50 ribu itu seperti dunia. Banyak sekali uang," lanjutnya.
Mau tak mau, novelis 'It' itu harus menerbitkannya. 'Pet Sematary' ditulis dengan latar dekade 1970-an setelah novel 'Carrie' dan 'Salem's Lot' rilis.
Ia menuturkan 'Pet Sematary' terinspirasi dari kejadian nyata keluarga kecilnya yang kehilangan hewan peliharaan kucing. Saat itu, King menyewa sebuah rumah di pinggir sungai yang indah dan lahan pemakaman hewan peliharaan yang ada di belakangnya.
Baca juga: Horor 'IT' di Balik Novel Anyar Stephen King |