Perempuan kelahiran Malaysia 1973 itu dikenal sebagai salah satu seniman terpenting di Asia Tenggara. Proyek perdananya di Jakarta disebutnya sebagai 'Main Getah' dan ke depannya bakal diboyong ke kampung halaman.
"Selepas 'Main Getah' di Jakarta, saya akan produksi 'Main Getah' lainnya yang tak hanya berfungsi di dalam white cube tapi di alam liar. Saya akan tes di lingkungan ladang karet di negara asal saya," ujar Shooshie usai jumpa pers di Museum MACAN, kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Kamis (28/2/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Teliga pengunjung juga mendengar suara burung dan pepohonan. Ditambah anak-anak menginjak dedaunan asli dari pohon karet. Sensorik juga bakal terasah dengan segala permainan di ruangan tersebut.
Video: Museum Macan Berinovasi Lewat Instalasi Seni untuk Anak-anak
"Kalau yang sekarang kan seperti 'staging', seperti meletakkan sesuatu yang bukan lingkungan asalnya. Penting untuk saya terus bertransformasi di platform lainnya, dan akan membawa ke ladang getah lainnya," ujar Shooshie.
Karya-karya sang seniman sudah pernah ditampilkan di beberapa pameran dan institusi seni terpenting di dunia. Termasuk di Documenta (2007) di Kassel Jerman, Asia Pacific Triennial di Brisbane Australia (2009), Kadist Art Foundation Paris (2016), dan Gwangju Biennale (2014).
Ruang Seni Anak Museum MACAN 'Main Getah' dibuka untuk umum mulai 1 Maret 2019.