Terima Penghargaan Prince Claus dari Belanda, Eka Kurniawan Anggap Lebih Spesial

Terima Penghargaan Prince Claus dari Belanda, Eka Kurniawan Anggap Lebih Spesial

Tia Agnes - detikHot
Minggu, 17 Feb 2019 07:44 WIB
Foto: Tia Agnes/detikHOT
Jakarta - Eka Kurniawan menerima penghargaan Prince Claus kategori sastra dari Kerajaan Belanda Desember 2018 lalu. Setelah malam penganugerahan di Royal Palace Amsterdam, Duta Besar Belanda untuk Indonesia Rob Swartbol kali ini menyerahkan sertifikat penghargaan dalam acara perayaan di Erasmus Huis, Jakarta.

Novelis 'Cantik Itu Luka' mengakui anugerah Prince Claus terbilang penghargaan yang spesial.

"Penghargaan ini tidak mengacu kepada buku tertentu. Sebelumnya saya memperoleh penghargaan karena 'Lelaki Harimau' (2004), kalau penghargaan ini melihat secara keseluruhan dari kekaryaan saya. Jadi lebih spesial," ujarnya saat ditemui di Erasmus Huis Jakarta, Sabtu (16/2/2019).

Di penghargaan-penghargaan sebelumnya, novel 'Lelaki Harimau' atau 'Man Tiger' mengantar Eka ke jajaran sastrawan dunia. Jurnal Foreign Policy menobatkannya sebagai salah satu dari 100 pemikir paling berpengaruh di dunia pada 2015.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada Maret 2016, novel 'Lelaki Harimau' juga berhasil menorehkan prestasi sebagai buku Indonesia pertama yang dinominasikan di ajang penghargaan bergengsi The Man Booker International Prize. Nama Eka Kurniawan masuk dalam peta kesusastraan dunia.

Dalam sambutannya, Rob Swartbol menuturkan perayaan kali ini agak berbeda ketimbang di Istana Kerajaan Belanda beberapa waktu lalu. "Ini adalah perayaan kami di Erasmus Huis Jakarta seperti tradisi Prince Claus di negara penerima penghargaan," ujarnya.

Sejak awal berdiri di 1996, penghargaan ini dibuat untuk menghormati Pangeran Claus. Sepanjang 21 tahun belakangan, Pangeran Claus selalu memberikan anugerah kepada sosok maupun lembaga atas pencapaiannya di bidang kebudayaan di Afrika, Asia, Amerika Latin, dan Karibia.

Terima Penghargaan Prince Claus dari Belanda, Eka Kurniawan Anggap Lebih SpesialFoto: Tia Agnes/detikHOT
Menurut tim dewan juri Prince Claus, karya pria kelahiran Tasikmalaya 1975 silam mampu mengeksplorasi sejarah Indonesia melalui fiksi. Cerita-cerita Eka terpengaruh oleh karya-karya Pramoedya Ananta Toer yang akhirnya melahirkan 'realisme sosial'.

Lambat laun, karya sastra Eka Kurniawan berkembang menjadi gaya tersendiri yang menggabungkan antara cerita rakyat, hal yang tabu, kisah pewayangan, silat khas Indonesia, komik horor, cerita realisme magis untuk menggambarkan pengalaman orang yang nyata dan berlapis-lapis.

"Karyanya penuh mitos seperti Gabriel Garcia Marquez. Penuturan cerita dengan fantasi yang begitu kaya, keindahan prosanya, dan tema universal yang diangkatnya juga menjadikan karya Eka Kurniawan lebih unggul," tukas Rob Swartbol.


Terima Penghargaan Prince Claus dari Belanda, Eka Kurniawan Anggap Lebih Spesial
(tia/dar)

Hide Ads