Dalam konser 'Monokrom' yang digelar di Istora Senayan pada Rabu (6/2/2019), Tulus menjanjikan panggung yang membuatnya bisa dekat dengan penonton. Panggung tersebut bahkan memungkinkannya berkeliling ruangan untuk menyapa penggemarnya.
Rupanya ia tak sendiri dalam mewujudkan konsep tersebut. Dalam penggarapan panggung, Tulus menggandeng seorang arsitek bernama Wiyoga Nurdiansyah.
"Saya berkolaborasi dengan arsitek dan saya melibatkan diri langsung dalam pembuatan konsep desainnnya. Kenapa ingin terlibat, karena ini adalah konser tunggal ke-8 yang saya mulai dengan konser kecil pada 2011 kemudian berkembang dan besok akan jadi konser terbesar selama perjalanan karier 7 tahun di musik, " kata Tulus ditemui di SCBD, Jakarta Selatan, Selasa (5/2).
Sejak awal, Tulus menyadari bahwa ia tidak mungkin menyapa pendengarnya satu per satu. Karena kapasitas konser tersebut berjumlah 4.500 penonton.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi Konsep panggungnya bagaimana saya bisa memangkas jarak antara saya dengan semua penonton yang datang walaupun saya nggak bisa menyapa semua tapi jarak saya bisa dekat dengan penonton yang datang," tuturnya.
Baca juga: Tulus Terjebak Warna Baru dalam 'Labirin' |
Karena terlibat langsung dalam penggarapan tata panggung, Tulus pun mengakui bahwa membuat konsep untuk panggung bukanlah suatu hal yang mudah.
"Itu perencanaannya, konsepnya susah banget. Kadang kurang puas, jadi saya minta sama mas Yoga, boleh nggak saya ikutan juga bukan yang dominan ya, jadi saya mewujudkan apa yang ada dipikiran saya dan coba mempelajari yang ternyata amat rumit," urainya.