Khas Budaya Minang, Puisi Andre Septiawan Juga Selipkan Unsur Jenaka

Spotlight

Khas Budaya Minang, Puisi Andre Septiawan Juga Selipkan Unsur Jenaka

Tia Agnes - detikHot
Selasa, 18 Des 2018 14:05 WIB
Khas Budaya Minang, Puisi Andre Septiawan Juga Selipkan Unsur Jenaka Foto: Tia Agnes/ detikHOT
Jakarta - Andre Septiawan masuk dalam deretan penyair muda yang kian eksis tahun ini. Menerbitkan buku kumpulan puisi 'Suara Murai' lewat penerbit Kepustakaan Populer Gramedia (KPG), puisinya juga diselipkan dengan unsur jenaka dan komedi.

Puisi-puisi Andre lebih bersifat naratif dan panjang. Teknik penulisan puisi tersebut, diakui Andre, mencontoh dari puisi-puisi naratif Sapardi Djoko Damono.

"Saya juga suka membaca puisi-puisinya Joko Pinurbo. Saya baca puisinya lucu tapi habis itu saya sadar sendiri kok jenaka yah. Misalnya 'Celana untuk Ibu' yang dibuat untuk Paskah tapi dikaitkan dengan agama," tutur Andre ketika diwawancarai detikHOT, belum lama ini.

Dia mencontohkan dalam sajak 'Foto Inyak Haji' yang memiliki latar cerita dari budaya asalnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Gimana pandangan ayah saya yang notabene-nya tarekat dan foto orang-orang yang ada di rumah makan Padang sebagai orang yang keramat. Ini kayak pertentangan antara generasi yang tua dan muda, gimana pandangannya tentang ini. Tapi ada unsur lainnya, baca saja," ujarnya sembari tertawa.

Pengalaman menulis puisi diakui Andre berawal ketika di masa kuliah. Pria lulusan Sastra Inggris Universitas Andalas ini menulis hanya ketika ada 'ilham'.

"Ketika masa produktif saya bisa menulis puisi sangat rajin. Tapi pas awal kuliah, ala kadarnya saja. Dulu ada 19 puisi tapi hilang pas saya ngetik di laptop. Sekarang saya tulis tangan dulu," tutur Andre lagi.

Bagaimana kelanjutan cerita Andre Septiawan? Simak artikel berikutnya.

(tia/ken)

Hide Ads