Buku 'Melacak Lukisan Palsu' yang diterbitkan Kepustakaan Populer Gramedia (KPG) pun resmi diluncurkan hari ini. Fenomena lukisan palsu diakui Ketua PPSI, Budi Setiadharma tak hanya terjadi di Indonesia saja.
"Di China ada 140 lukisan asli dicuri dan diganti lukisan palsu di tempatnya. Orang itu ditangkap dan diadili. Kalau kita bicara lukisan palsu akhirnya kami berkesimpulan PPSI adalah gerakan moral yang tidak ada habisnya atau terus menerus harus dilakukan," ujar Budi Setiadharma di Ciputra Artpreneur, Kamis (22/11/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Terlepas diskusi soal otentifikasi yang terjadi dan menjadi isu, kejahatan ini tak pernah selesai ditangani, artinya ada banyak masalah," ujar tim penulis dan editor buku 'Melacak Lukisan Palsu', Wicaksono Adi, di Ciputra Artpreneur, Kamis (22/11/2018).
Isu mengenai lukisan palsu dimuncul, diakui Adi, adalah proses sindikasi yang melibatkan banyak pihak. Karya para maestro dipalsukan di antaranya adalah Raden Saleh, Hendra Gunawan, S.Sudjojono, Lee Man Fong, Le Mayeur, dan Affandi.
"Ada celah gimana lukisan palsu ini diproduksi, justru lukisannya dipalsukan banyak dan banyak juga yang nggak ngeh," lanjutnya.
Buku 'Melacak Lukisan Palsu' juga berusaha memberikan pemahaman mengenai karya dan riwayat kekaryaan para maestro seni rupa Indonesia. Serta membandingkannya antara lukisan palsu dan asli.