Mengusung tema 'Kata dalam Cahaya', untuk pentas sastra LIFEs menghadirkan pembacaan 'Don Quixote' karya Goenawan Mohamad yang diiringi oleh musisi jazz mutakhir. Serta diperkaya dengan gambar pasir dan animasi.
"Ada pula sound poetry yakni pementasan puisi dan efek suara elektronik oleh Sonority Turner asal Inggris dan ada pertunjukan 'Other Motherland' yang menceritakan pertemuan tiga orang asing peranakan Indonesia dan Australia," tulis keterangan pers LIFEs yang diterima detikHOT, Jumat (19/10/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di kategori forum, LIFEs menghadirkan diskusi sastra dan bincang bersama penulis-penulis terkemuka Indonesia. Di antaranya adalah Wicaksono Adi, Dea Anugerah, Ratih Kumala, A.S Laksana, dan lain-lain.
Komunitas Salihara pun menggelar final kompetisi Kritik Sastra Bandingan Tingkat SMA 2018 yang membandingkan antara novel 'Jalan Tak Ada Ujung' karya Mochtar Lubis Indonesia dan 'Oeroeg' karya Hella S.Hasse dari Belanda.
Sepanjang penyelenggaraan LIFEs 2018, ada tiga lokakarya yang digelar. Yakni 'Ceritalah' bersama Maria Tri Sulistyani (pencipta teater boneka Papermoon Puppet Theatre), lokakarya Kelas Kritik Sastra bersama Zen Hae (kritikus sastra), dan lokakarya Bubungan (Buku Buatan Tangan) bagi penonton yang berminat pada produksi alternatif buku seni personal dan istimewa yang dilakukan secara mandiri.
LIFEs berlangsung pada 23-28 Oktober 2018 di Komunitas Salihara.