1. Vincent Van Gogh
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketika mengalami depresi, Van Gogh menciptakan karya seninya dengan cepat. Selama fase tersebut, ia sangat produktif. Salah satu lukisan 'The Starry Night' terinspirasi dari lingkaran cahaya nyata yang mungkin dilihat Van Gogh di sekitar obyeknya karena pembengkakan di retina.
2. Henri Matisse
Henri Matisse menjadi pengguna kursi roda setelah menjalani operasi karena kanker. Ia menyebutkan 14 tahun terakhir dalam hidupnya sebagai kehidupan kedua. Periode ini pula yang membebaskan dirinya untuk berkarya.
Dia pun mengadaptasi metode seninya agar sesuai dengan hidupnya di kursi roda dan membuat karya seni dari kertas berwarna. Ketika berbicara tentang karyanya, ia juga pernah menggunakan kapur di ujung tongkat untuk membuat sketsa pola di awal gambar.
Baca juga: Faisal Habibi Bicara soal Ruang di ICAD 2018 |
3. Stephen Wiltshire
![]() |
Lahir pada 1974 di London, Stephen Wiltshire adalah seorang seniman arsitektur terkenal yang mengalami autisme. Dia belajar berbicara di usia 9 tahun dan di usia 10 tahun mulai belajar menggambar sketsa landmark London.
Meskipun ia menciptakan karya seni yang paling baru tentang lanskap panorama di kota New York setelah melihatnya sekali selama 20 menit. Saat itu, ia naik ke helikopter.
4. Peter Longstaff
![]() |
Peter adalah seorang pelukis kaki. Dia menciptakan semua karyanya menggunakan kakinya dan tanpa lengan. Kondisi tubuh yang dialami Peter bermula dari obat thalidomide yang diresepkan untuk mual di pagi hari.
Setelah menjalani sebagian besar hidupnya tanpa lengan, Peter menganggap kaki kananya seperti tangan kanan dan dengan cekatan menciptakan karya seni.
(tia/nu2)