"Dengan memberikan hadiah sastra tahunan secara tidak langsung, saya juga memberikan contoh apresiasi terhadap sastra," ujar Ajip Rosidi dalam keterangan pers yang diterima detikHOT.
Di usia Yayasan Kebudaya Rancage yang sampai seperempat abad, anugerah diberikan tak hanya kepada sastrawan yang menerbitkan bahasa Sunda. Tapi juga sastra Bali dimulai pada 1998, sastra Lampung di 2008, sastra Batak di 2015, serta sastra Banjar di 2016.
Berikut daftar sastrawan dan karya sastra bahasa ibu yang meraih Anugerah Sastra Rancage 2018:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kumpulan sajak 'Miang' memuat 70 buah saja yang tidak mengkhususkan diri menulis dalam satu bentuk karya sastra saja. Di tahun 2012, ia menerbitkan kumpulan sajak berjudul 'Ngabungbang'. Ia pun masih mempertahankan larik 8 engang dan purwakanti yang kuat di tradisi puisi Sunda buhun seperti pantun, sisindiran jeung jangjawokan. Karya 'Miang' diterbitkan oleh Langgam Pustaka Tasikmalaya.
2. 'Kakang Kawah Adi ari-ari' karya Suharmono K
Diterbitkan oleh Satu Kata Book Art Publisher, Sidoarjo, Suharmono K mendapat Hadiah Rancage 2018 untuk kategori sastra Jawa. Ada 21 judul yang dinilai tim dewan juri yang Suharmono mengalahkan mereka. Karya yang masuk kategori ini dinilai mampu menceritakan dan menguasai bahasa Jawa yang umumnya sudah bagus.
3. 'Bulan Sisi Kauh' karya Nirguna (I Gde Agus Darma Putra)
Diterbitkan oleh Pustaka Ekspresi karyanya merupakan prosa liris yang hanya satu-satunya terbit di tahun 2017. Tak banyak sastrawan Bali yang menulisnya tapi Nurguna mampu tampil dengan ekspresi bahasa Bali yang kuat, segar, orisinal.
4. 'Semilau, Sang Rumpun Saja' karya Muhammad Harya Ramdhoni
Diterbitkan oleh Pustaka LaBRAK, karya ini memuat 69 sajak dan semuanya bertutur mengenai legenda atau sejarah Sekala Brak. Bahasa yang digunakan adalah dialek Lampung Barat.
5. 'Bangso nu Jugul Do Hami' karya Panusunan Simanjuntak
Karya yang meraih Hadiah Rancage 2018 kategori Sastra Batak memuat 75 sajak yang berdendang rindu atas keindahan tanah kelahirannya.
6. 'Pilanggur', kumpulan cerpen karya Hatmiati Masy'ud
Diterbitkan oleh Artikata Banjarmasin, Hadiah Sastra Rancage 2018 kategori sastra Banjar terbilang sulit karena tidak sampai terbit berbentuk buku. Karya ini memuat 11 cerpen yang menunjukkan sentuhhan masalah mitos.
7. 'Ulin ka Monumen' karya Tetti Hodijah
Kategori ini didedikasikan untuk buku bacaan anak-anak dalam bahasa Sunda. Tetti Hodijah dikenal sudah menulis lebih dari 20 tahun. Karyanya 'Ulin ka Monumen' memuat 10 cerpen yang ditulis tahun 2016.
Karyanya dianggap berhasil menunjukkan kemahiran dalam menyampaikan informasi penting untuk membangun literasi budaya meski cerpennya lebih mendekati sketsa. Gaya penulisannya juga sederhana.
(tia/dar)