Jalan keluar dari perubahan cara mendengarkan musik memang masih menjadi tanda tanya. Akan tetapi, nyaris dalam waktu yang bersamaan dengan menurunnya pembelian album fisik, sejumlah panggung musik justru menjamur.
Panggung musik tersebut berlangsung di berbagai tempat dan berbagai skala, mulai dari pertunjukan kecil, konser tunggal, hingga festival musik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal serupa juga dikemukakan oleh pengamat musik Adib Hidayat. Menurutnya, persoalan musik tidak dapat dipukul rata. Banyak musisi yang justru berpenghasilan besar karena memiliki jam terbang manggung yang tinggi.
"Misalnya berdasarkan penjualan di streaming service memang belum bisa menghidupi, tapi kalau dari panggung off air, sebenarnya mereka (para musisi) sudah sangat dapat bisa menikmati hasilnya," terang Adib ditemui di tempat terpisah.
"Maksudnya sebenarnya kan sekarang banyak sekali musisi yang sudah berdiri sendiri secara management, dan perjalanan terbesar mereka itu dari off air," sambungnya.
Tapi, Adib juga menambahkan bahwa posisi tersebut tetap tak dapat digenerlarisir. Sebab musisi pasti memiliki pendengarnya masing-masing.
"Ada juga streaming yang berhasil menyelamakan musisi. Katakanlah Anji, Virgoun, atau Armada. Itu mereka bisa hidup dari streaming. Tapi kalau dibandingkan sama Seringai, misalnya, di streaming aja albumnya nggak lengkap. Jadi nggak bisa dipukul rata," urainya.
Bantu Musisi dengan Patungan di Website Ini, Simak Videonya:
(srs/nu2)