Setelah menamatkan pendidikan di Seni Grafis Institut Teknologi Bandung (ITB), ia memperdalam seni etsa di Hochschule fΓΌr Bildende KΓΌnste Braunschweig (HBK-Braunschweig College of Fine Arts;1987-1988) atas beasiswa dari Goethe-Institut.
Pada 1991-1994 dan 1997-1998 ia memperoleh beasiswa lagi dari DAAD (Deutscher Akademischer Austauschdienst, Program Pertukaran Akademis Jerman) untuk memperdalam studi etsanya di Jerman. Di akhir masa studinya, dia berhasil memperoleh gelar MeisterschΓΌler dengan bimbingan Prof. Karl Christ Schulz.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Merayakan 60 tahun usianya, Lawangwangi Creative Artspace - ArtSociates dan Galeri Nasional Indonesia mempersembahkan pameran tunggal. Eksibisi solo Tisna Sanjaya diberi judul 'Potret Diri Sebagai Kaum Munafik' yang diambil dari karya performans saat pembukaan di Museum MACAN Jakarta.
Tisna yang selalu menempatkan seni grafis dalam karya-karyanya tetap menyentil persoalan lingkungan sekitar, agama, maupun sosial politik yang ada di Indonesia.
![]() |
"Ini adalah pameran yang memiliki bobot agama. Ini adalah undangan yang paling menarik kepada publik untuk memahami itu. Islam juga bisa menyatu dengan seni. Dua hal itu yang ada di pameran kali ini," ujar kurator pameran Rizki A.Zaelani di Galeri Nasional Indonesia, Selasa (10/7/2018).
Bahkan di karya-karyanya tema sosial politik kerap berdampingan dengan hasil kreasi. "Tisna sama sekali tidak bisa memisahkan mengekspresikan kegamaan atau sebagai pegawai KOPRI, pemain bola. Bagi dia enteng sajalah menghadapi segala macemnya," timpal kurator pameran Hendro Wiyanto.
Sejak 1980-an, Tisna dianggap sosok seniman yang mampu menghadapi kehebohan dan kegilaan.
![]() |
"Dia mengkritik situasi sosial politik masyarakat. Dan itu tidak bisa dipisahkan dengan seni. Dia juga tidak bisa memisahkan kehidupan sosial itu ke dalam realitas," tandas Hendro.
Kali ini culture detikHOT akan membahas perayaan 60 tahun Tisna Sanjaya dan seni etsa yang terus diperdalaminya. Serta hubungan antara seni, lingkungan, dan agama yang ada di karya-karyanya.
Simak artikel berikutnya ya.
(tia/tia)