Tahun Ini, Jazz Gunung Genap Sedekade Mengalun

Jakarta - Jazz Gunung Indonesia kembali diadakan tahun ini. Menandai genapnya 10 tahun festival tersebut diadakan, Jazz Gunung pun berbenah dan menyuguhkan sesuatu yang baru.

Yang pertama adalah diadakannya gelaran ini selama tiga hari. Yang kedua, Jazz Gunung mencoba memberikan penonton pengalaman lain dengan menyajikan sajian musik di pagi hari.

Bila biasanya sejumlah festival musik diadakan mulai dari sore hari hingga malam hari, Jazz Gunung mencoba formula baru. Pada gelaran hari ketiga, pertunjukan musik disuguhkan berbeda dari dua hari pertama yang diadakan malam. Hari ketiga tersebut, acara diadakan semenjak pukul 05.00 WIB sambil menyambut matahari terbit.

"Ini jadi sesuatu yang baru, kami terinspirasi dari salah satu festival musik di Indonesia yang dibikin pagi hari. Karena selama ini kan biasanya festival kok selalu malem ya. Nah ini kita coba di pagi hari bisa nonton dengan pengalaman yang berbeda, mungkin sambil breakfast atau apa," ungkap salah satu penggagas Jazz Gunung, Djaduk Ferianto ditemui di acara jumpa pers yang berlangsung di Ecology Bistro, Kemang, Jakarta Selatan, Kamis (28/6/2018).
Sama seperti tahun sebelumnya, Jazz Gunung Indonesia 2018 akan kembali berlangsung di Amphiteater Jiwa Jawa Resort Bromo, Sukapura, Probolinggo, Jawa Timur pada 27, 28, dan 29 Juli 2018.

Sejumlah musisi telah disiapkan menjadi daftar penampil. Di antaranya Kramat Ensamble Percussion, Tohpati Bertiga, Tropical Transit, Barry Likumahuwa, Andre Hehanussa yang yang akan tampil di hari pertama.

Sedangkan hari kedua akan dimeriahkan oleh Ring of Fire Project, Surabaya All Stars: Tribute to Bubi Chen, Bintang Indrianto - Soul of Bromo, dan Barasuara.

Endah N Rhesa, Bianglala Voices, NonaRia, dan Bonita & the Hus Band akan mengisi acara di hari ketiga.

Kelompok musik afrobeat, jazz, funk asal Amsterdam, Jungle by Night dan trio asa Prancis, Insula, akan turut memeriahkan gelaran tersebut.

"Kami menampilkan line up yang beragam karena kami tengah merayakan keberagaman dan Indonesia itu ada karena keberagaman itu tadi," ucap Djaduk.

Untuk dapat menonton Jazz Gunung 2018 ada 4 kategori tiket yang diperjualbelikan, masing-masing ditawarkan dalam harga normal dan on the spot.

Kelas Festival dibanderol seharga Rp 425 ribu (normal) dan Rp 475 ribu (on the spot). Untuk tiket VIP A diberi harga senilai Rp 600 ribu (normal) dan Rp 650 ribu (on the spot).

Tiket VIP B dihargai sebesar Rp 700 ribu (normal) dan Rp 750 ribu (on the spot). Sedangkan untuk kategori VVIP dibanderol sebesar Rp 1,05 juta (normal) dan Rp 1,1 juta (on the spot).

Simak juga video 'Menikmati Dinginnya Bromo Lewat 'Jazz Gunung Bromo 2018'':

[Gambas:Video 20detik]

(srs/dar)