Menurut sejumlah drummer yang tergabung dalam Indonesian Drummers, Indonesia menjadi salah satu negara yang menelurkan drummer-drummer hebat, bahkan merajai di Asia Tenggara.
Hal tersebut diutarakan oleh Konde dari Samsons, Gusti Hendy dari GIGI, Brian dari Sheila on 7, Sandy dari PAS Band, dan Uzie dari The Angels Percussion saat bertandang ke kantor detikHOT di Jalan Kapten Tendean, Jakarta Selatan, baru-baru ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hendy Gusti mengungkapkan, bahkan perkembangan drummer di Indonesia bisa terbilang pesat dan signifikan.
"Kalau lihat perkembangannya sekarang fenomenal ya, banyak hal-hal yang nggak terduga. Sekarang banyak pemain drum yang menurut kita nggak sesuai umurnya gitu. Mungkin yang umurnya berapa tahun sudah bisa main dengan rasa yang kita anggep dewasa gitu dan itu banyak banget kita lihat yang umurnya 5, 6, 7 tahun mereka tuh udah mempunyai tune yang bagus, referensi musik yang bagus, itu Indonesia benar-benar menghasilkan musisi yang berbakat banget," ujarnya.
"Kemarin gue ngobrol-ngobrol sama teman, di Asia Tenggara yang megang sih Indonesia sih. Ya emang lihat perkembangan (musik) Asia Tenggara ya emang anak Indonesia," tambahnya.
Tidak hanya jumlah drummer berusia belia yang bermunculan, namun juga jumlah drummer perempuan pun tampaknya bertumbuh.
"Dulu itu, Indonesia cuma punya drummer cewek itu Rini Asmara, atau ya, dua tiga orang, sekarang banyak banget," kata Sandy.
Baca juga: Mengapa Para Drummer Butuh untuk Berserikat? |
Sebagai seorang drummer perempuan pun, Uzie sepakat mengenai hal tersebut. Meski jumlahnya belum sebanyak drummer laki-laki, namun representasi perempuan sangat penting baginya.
Uzie mengenang, ketika memulai kariernya, ia memilih genre perkusi karena terinspirasi dari drummer perempuan bernama Sheila E. Kini, ia melihat, tumbuhnya jumlah drummer perempuan juga didorong oleh mudahnya akses informasi untuk mendapatkan ilmu dan tempat belajar.
"Sebenarnya salah satunya karena media juga kali ya, sekarang kan musimnya sosial media, jadi mereka bisa lihat dari mungkin Instagram atau YouTube, jadi 'ah gue juga bisa nih kaya gini nih'," ungkapnya.
Selain media sosial, menurut Brian, dukungan dari keluarga juga memiliki peranan yang penting pada pertumbuhan dunia musik Indonesia, termasuk dalam memunculkan drummer cilik, perempuan, maupun drummer pada umumnya.
"Sama ini sih, bentuk support keluarganya sekarang gede banget. Gue pernah lihat, ada pemain drum masih kecil banget, tapi dia punya koleksi snare drum banyak banget, punya drum banyak banget. Itu kan berarti orangtuanya benar-benar full support dia gitu," urainya.
"Industri musik (saat ini) memang sudah menjamin kita semua buat ngejar mimpi," sambungnya.
Hal tersebut tentunya membuat para anggota Indonesian Drummers merasa gembira. Pasalnya regenerasi adalah salah satu hal yang ingin mereka capai saat pertama kali membentuk perkumpulan drummer tersebut.
Dengan pendatang baru yang kelak akan melanjutkan tongkat estafet mereka, para drummer senior itu pun tidak merasa tersaingi. Sebab bagi mereka, setiap drummer tentu memiliki ciri khasnya masing-masing.
"Sebagai drummer kalian jangan pernah takut, karena akan selalu ada tempat buat semua. Jadi makin banyak drummer bukan jobnya makin sedikit, tapi malah makin banyak. Makanya kami mau berbagi ilmu, makin banyak drummer yang jadi, makin banyak drummer yang hebat, itu menunjukan kami sukses sebagai senior, sebagai mentor mereka, kami happy. Dari semua drummer, siapapun nggak ada yang sama identuk tuh nggak ada. Jadi semua orang punya karakter masing-masing walaupun ilmu yang didapet itu sama," terang Sandy.
Para anggota Indonesian Drummers tersebut hendak bertemu dan berbagi ilmu dalam sebuah pesta akbar bertajuk Kumpul ID. Acara tersebut terselenggara berkat kerjasama antara Indonesian Drummers dan detikcom.
Kumpul ID akan berlangsung pada 29 dan 30 Juni 2018 di Kuningan City, Jakarta Selatan. Barasuara, ILP, Nev+, Eno 'NTRL', Abah Andris, hingga Dua Drum dijadwalkan turut memeriahkan acara tersebut. (srs/dar)