Mengapa Para Drummer Butuh untuk Berserikat?

Mengapa Para Drummer Butuh untuk Berserikat?

Dyah Paramita Saraswati - detikHot
Rabu, 27 Jun 2018 13:36 WIB
Foto: dok. Kumpul ID
Jakarta - Sejumlah drummer Tanah Air akan berkumpul dalam pesta akbar yang bertajuk Kumpul ID. Acara tersebut akan digelar di Kuningan City, Jakarta Selatan pada 29 dan 30 Juni 2018.

Bekerja sama dengan detikcom, Kumpul ID merupakan acara yang diprakarsai oleh Indonesian Drummers, wadah di mana para drummer di penjuru Nusantara saling berkumpul dan berserikat. Namun tak hanya sekadar berkumpul, menurut para drummer papan atas Indonesia yang tergabung di dalamnya, yang lebih penting adalah bagaimana sesama anggotanya dapat menularkan ilmu kepada satu sama lainnya.

Niatan untuk berbagi pengetahuan itulah yang menjadi alasan utama mengapa para drummer merasa perlu untuk membentuk Indonesian Drummers. Hal tersebut diungkapkan oleh Konde dari Samsons, Gusti Hendy dari GIGI, Brian dari Sheila on 7, Sandy dari PAS Band, dan Uzie dari The Angels Percussion saat bertandang ke kantor detikHOT di Jalan Kapten Tendean, Jakarta Selatan, baru-baru ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sandy mengutarakan, ia masih ingat betapa ia kerap mengalami kesulitan untuk mencari sumber saat pertama kali ingin belajar mengenai seluk beluk alat musik pukul tersebut.

"Saya tahu kesulitan saya dulu untuk mencari ilmu. Saya mau ketemu Gilang Ramadhan aja susahnya kaya apaan tau, terus kami untuk mendapatkan ilmu juga susahnya bukan main, ada satu VHS (tentang pembelajaran memainkan drum), misalnya, itu musti berebut dengan drummer-drummer yang lain (untuk menontonnya)," kenang Sandy.



Dengan dibentuknya Indonesia Drummers dan diadakannya acara Kumpul ID nantinya, Sandy berharap kesulitan yang ia alami tidak akan terulang lagi kepada para drummer-drummer junior yang hendak merintis karier.

"Kalau sekarang kan sudah nggak. Makanya kami bentuk Indonesian Drummers supaya batasan itu hilang. Jadi nggak ada batasan lagi antara drummer yang senior dengan yang junior. Karena drummer drummer yang senior kaya om Benny Mustafa, misalnya, dan lain-lain, mereka ingin kok berbagi ilmu, ngobrol, cuma nggak ada kesempatan, nggak ada wadah mereka untuk ketemu dengan kita-kita. Ini kami pertemukan supaya yang muda-muda, yang baru-baru wawasannya lebih luas, mereka bisa belajar dari yang senior di satu tempat, jadi perkembangan musik Indonesia, khususnya drummer, itu bisa lebih cepat dibandingkan yang dulu-dulu," ungkap Sandy.

Menurut Konde, selain mempelajari teknik dan cara bermain drum yang benar, untuk menjadi seorang musisi dengan paket komplit, seorang drummer juga harus memahami industri musik. Itu sebabnya dalam perkumpulan Indonesian Drummers dan acara Kumpul ID nanti, para senior tak hanya ingin membagi ilmu meganai teknik dalam memainkan drum, namun juga informasi mengenai perkembangan industri musik saat ini.

"Selain membahas yang soal teknik drum, atau cara bermain drum, kami juga ingin banyak sharing tentang industrinya juga. Jadi karena gue banyak banget ketemu temen-teman-teman di daerah, menurut gue ada hal-hal yang sebenernya itu hal-hal yang perlu diluruskan, cara industri itu (sudah) nggak seperti itu dan lain sebagainya. Industri sekarang, asal lo punya karya yang baik, lo taruh kemana saja, itu somehow juga bakal naik gitu loh. Sekarang kita semua lahir dari situ, dan gue sendiri banyak gitu loh suka bertukar pikiran dengan teman-teman drummer mengenai hal-hal seperti itu, seputar industri," urai Konde.


Setali tiga uang dengan rekan-rekan lainnya, Brian pun memaparkan bahwa berbagi ilmu seputar musik adalah alasan utama. Namun tak hanya itu, bagi Brian, ada hal lain yang membuatnya menikmati tergabung dalam satu organisasi dengan para drummer lainnya, yakni bagaimana ia bisa menyerap energi yang besar dari teman-teman sejawatnya, bahkan dari mereka yang baru memulai untuk merintis karier.

"Percaya nggak percaya ya, drummer yang skrg sudah establish nih, misalnya Hendy, Sandy, gua, kadang kami butuh untuk menyerap energi dari anak-anak yang baru belajar sekarang. Semangatnya tuh beda. Kadang kami kalau melihat mereka tuh kaya, 'Wah gue pernah ada di posisi mereka' dan tahu banget dulu tuh gue kalo misalkan lagi pengen banget belajar dan ditolongin sama siapa, gue akan sangat merasa berterima kasih. Dan kadang itu yang pengen gue kasih balik ke mereka. Kadang ya kami ingin flashback," tuturnya.

Kumpul ID juga akan turut dimeriahkan oleh penampilan dari Barasuara, ILP, Nev+, Dua Drum dan lain-lain. Acara tersebut tidak dipungut biaya bagi mereka yang ingin menonton dan melihat pameran drum.

Namun untuk dapat berpartisipasi dalam sesi Masterclass, calon peserta harus merogoh kocek sebesar Rp 300 ribu untuk memberi tiket presale dan Rp 350 ribu untuk tiket on the spot. Harga tersebut sudah termasuk sertifikat dan voucher belanja seharga Rp 50 ribu dari Kuningan City. (srs/dar)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads